Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Ancaman Indonesia ke Australia Terkait Isu Palestina Kini Terbuka

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Ancaman Indonesia ke Australia Terkait Isu Palestina Kini Terbuka

Pantau.com - Indonesia menyampaikan ancaman ke Australia setelah Perdana Menteri Scott Morrison melontarkan kemungkinan memindahkan Kedubes Australia di Israel ke Jerusalem. 

Isi ancamanya, yakni hubungangan kedua negara bisa saja rusak akibat isu ini.

Juru bicara Deplu RI Arrmanatha Nashir menolak merinci sektor-sektor mana saja yang akan terpengaruh. Namun, ia memastikan akan ada dampaknya.

"Yang bisa saya jamin, yakni masalah Palestna ini sangat penting bagi bangsa dan rakyat Indonesia," katanya, seperti dilansir ABC, Jumat (19/10/2018).

"Tentu saja kami akan menyesuaikan kebijakan kami, tergantung pada situasinya," ucap Arrmanatha.

"Namun saya tidak akan memprediksi atau memutuskan tindakan apa yang akan diambil," tambahnya.

Baca juga: Australia Bakal Susul AS Pindahkan Kedubes ke Yerusalem? Ini Kata Scott Morrison

Dalam termonologi diplomatik, itu adalah bahasa yang tegas.

Namun tampaknya tidak setajam pesan Whats App Menlu Retno Marsudi dengan Menlu Marisne Payne, yang tegas menyatakan isu kedutaan ini, 'akan menampar wajah Indonesia' dan 'akan memperngaruhi hubungan bilateral'.

Bocoran isi pesan Whats App tersebut pertama kali ditayangkan di TV Channel Seven, yang menyebabkan Dubes Australia Gary Quinlan dipanggil kedua kalinya dalam tiga hari terakhir oleh Kemenlu RI untuk dimintai penjelasan terkait pesan tersebut.

Pemanggilan Dubes Quinla yang pertama terkait dengan pernyataan PM Morrison bahwa ia akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Jerusalem.

Sumber mengatakan, Indonesia kini tengah mempertimbangkan untuk menunda negoisasi tahap akhir perjanjian perdagangan bebas dengan Australia. Namun, kemungkinan ini dibantah oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Kini kerjasama militer Indonesia dengan Australia di masa depan juga menjadi pertanyaan terbuka.

Menanggapi isu ini, juru bicara Kementerian Pertahanan Indonesia Brigjen Totok Sugiharto memberikan jawaban melalu pesan tertulis.

Ia mengatakan, untuk saat ini komitmen kerjasama pertahanan akan terus berlanjut. Hal itu akan ditinjau di masa depan apakah kerjasama ini bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Tentu saja ini bisa dilihat sebagai pukulan diplomatik yang diarahkan ke Australia.

Saat ini Australia justru membutuhkan kerjasama dengan negara tetangganya untuk menahan ekpansi militer China di wilayahnya. Pukulan diplomatik ini nampaknya akan menimbulkan pengaruh yang besar.

Baca juga: Pernyataan Kontroversial PM Australia: Tidak Pantas Sekolah Menolak Siswa karena Gay

Penulis :
Noor Pratiwi