Bisnis Properti Diprediksi Meningkat di Pilpres 2019, tapi...

Jum'at, 10 Agustus 2018 19:19
Pantau.com - Konsultan properti Colliers International menyatakan pelaksanaan Pemilu 2019 akan lebih mempengaruhi kondisi properti di sektor menengah ke atas dibandingkan properti bagi kalangan kelas pekerja.
"Tentunya pengaruh sektor politik lebih kepada properti menengah atas dan korporat," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, Jumat (10/8/2018).
Menurutnya, hal tersebut karena biasanya masyarakat berpenghasilan di bawah rata-rata, kebutuhan untuk memiliki rumah adalah karena mereka memang memerlukannya.
Baca juga: Kepastian Capres-Cawapres 2019 Jadi Pertimbangan Investor
Sedangkan bagi kalangan menengah-atas dan pihak korporat, lanjutnya, biasanya mereka membeli properti untuk tujuan investasi.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa iklim investasi juga sangat tergantung kepada situasi perpolitikan seperti pemilu yang berlangsung di suatu negara.
Untuk saat ini, Ferry menyatakan sebenarnya sudah banyak investor asing yang memiliki modal besar untuk memasuki pasar properti nasional.
Namun, lanjutnya, saat ini banyak investor yang masih bersikap "wait and see" untuk melihat hasil pemilu yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2019.
Sebelumnya, asosiasi pengembang perumahan yang tergabung dalam Persatuan Realestate Indonesia (REI) dalam sejumlah kesempatan menyoroti kebijakan perpajakan terkait sektor industri yang seharusnya bisa lebih mengembangkan sektor perumahan di Tanah Air.
Baca juga: Deretan Pengusaha yang Kepincut Jadi Politisi (Bagian I)
Ketua Umum DPP REI Solaeman Soemawinata dalam keterangan tertulis menyatakan perlunya peninjauan sejumlah regulasi pajak yang selama ini dinilai kurang ramah terhadap perkembangan industri properti.
Sejumlah regulasi tersebut antara lain terkait dengan pajak penerapan barang mewah sebesar 20 persen untuk rumah tapak yang disebut mewah atau seharga minimal Rp20 miliar.
Sedangkan hal lainnya dicontohkan seperti pajak lahan terlantar yang diinilai juga bakal menghambat secara psikologis kalangan pengembang untuk membangun rumah.
Share :
Terpopuler
Selasa, 19 Februari 2019 10:36
Honda akan Tutup Pabrik, 3.500 Pekerja Terancam di PHK
Selasa, 19 Februari 2019 16:10
Sri Mulyani Ditertawakan Pengusaha Saat Sebut Kata Unicorn
Selasa, 19 Februari 2019 06:05
Ada Tiga Parpol yang Bakal Kuasai Jakarta Menurut Survei Y-Publica
Selasa, 19 Februari 2019 14:31
Israel Tutup Masjid Al-Aqsha dengan Rantai, Palestina-Yordania Bereaksi Keras
Selasa, 19 Februari 2019 17:05
Duh! Gara-gara Konsumen Melek Kesehatan, Saham Coca Cola Anjok
terkini
Kamis, 21 Februari 2019 06:05
Komunitas Emak-emak Besutan Titiek Soeharto Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi
Kamis, 21 Februari 2019 05:05
Liga Champions: Menang 2-0, Atletico Madrid Beri Pelajaran Juventus
Kamis, 21 Februari 2019 05:00
Jengah dengan Iklan Politik Terselubung? Twitter Tahu Cara Atasinya
Kamis, 21 Februari 2019 04:59
Yenny Wahid Nilai Tuduhan Penggunaan 'Earpiece' Jokowi di Debat Kedua Menyudutkan KPU
Kamis, 21 Februari 2019 03:00
System message!
Terima kasih telah memberikan komentar.System message!
Anda tidak dapat memberikan komentar. Mohon login/registrasi terlebih dahulu.System message!
Mohon maaf..Gagal mengirim komentar. Mohon coba kembali nantiKomentar :