HOME  ⁄  Internasional

Delapan Orang Masih Hilang Akibat Letusan Gunung Berapi di Selandia Baru

Oleh Lilis Varwati
SHARE   :

Delapan Orang Masih Hilang Akibat Letusan Gunung Berapi di Selandia Baru

Pantau.com - Delapan orang masih dinyatakan hilang akibat gunung berapi meletus di lepas pantai North Island, Selandia Baru, kemarin. 

Namun, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan kepada awak media di Whakatane, kota di dekat objek wisata White Island, berdasarkan pemantauan dari udara tidak terlihat ada tanda-tanda kehidupan di sekitar area gunung. 

Sebelumnya dikabarkan bahwa letusan gunung berapi itu telah menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 30 orang lainnya. "Kini jelas bahwa ada dua kelompok di pulau tersebut - mereka yang dapat dievakuasi dan mereka yang berada dekat dengan letusan," kata Ardern.

Baca juga: Gunung di White Island Selandia Baru Meletus, Beberapa Orang Cedera

Warga Selandia Baru dan turis yang berasal dari Australia, AS, Inggris, China dan Malaysia juga hilang dan menjadi korban luka, katanya.

"Bagi mereka yang kehilangan keluarga dan teman, kami turut bersedih atas keadaan ini," kata Ardern.

Petugas Kepolisian Waikato Bruce Bird mengatakan 47 orang diketahui berkunjung ke pulau tersebut pada Senin (9/12). Lima di antaranya dipastikan meninggal dan  delapan lainnya hilang. Sementara itu, sebanyak 31 orang berada di rumah sakit dan tiga lainnya sudah diperbolehkan pulang.

Polisi menyebutkan pihaknya tak memperkirakan dapat menemukan korban selamat lainnya dari erupsi gunung tersebut, yang memuntahkan gumpalan abu ratusan meter ke udara.

Baca juga: Letusan Gunung Merapi di Selandia Baru: 1 Tewas dan Puluhan Masih Hilang

Banyak dari mereka yang terluka berada dalam kondisi kritis, kebanyakan akibat luka bakar, kata Ardern.

White Island berada di sekitar 50 km dari pantai timur North Island dan gumpalan abu dapat terlihat dari daratan. Ahli vulkanologi menyebutkan gumpalan abu mencapai 3,6 kilometer ke udara.

"White Island merupakan bencana yang bakal terjadi selama beberapa tahun," kata Ray Cas, profesor Monash University, dalam pernyataan yang dipublikasi Australian Science Media Centre.

Penulis :
Lilis Varwati

Terpopuler