Duh, Harga Cabai Rawit Meroket Usai Pilkada Serentak

Senin, 02 Juli 2018 07:26
Pantau.com - Harga cabai rawit di pasar tradisional di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali naik tinggi sehingga dikeluhkan pembeli karena cukup membebani.
"Tadi dijual bervariasi, antara Rp7.000 sampai Rp10.000 per ons. Tentu saja ini sangat membebani bagi yang suka masakan pedas seperti kami," kata Mira, salah seorang pembeli di Pasar Keramat Sampit, Minggu 1 Juli 2018.
Harga cabai rawit di Sampit memang bervariasi. Harga di satu pasar dengan pasar lainnya bisa berbeda. Bahkan di pasar yang sama, bisa terjadi perbedaan harga cukup signifikan karena pedagang mengambil cabai rawit dari pemasok berbeda.
Di Pasar Mangkikit atau lebih dikenal dengan sebutan Pasar Subuh, harga cabai rawit dijual Rp65.000 per kilogran. Sedangkan jika membeli dalam jumlah sedikit, pedagang menawarkannya dengan harga Rp8.000 per ons.
Baca juga: Catat! Pertamina Naikkan Harga Pertamax CS
Sementara itu harga di Pasar Keramat lebih tinggi. Di pasar yang terletak di Kecamatan Baamang ini pedagang umumnya menawarkan dengan harga Rp7.000 hingga Rp10.000 per ons, tergantung kondisi cabai rawit. Harga itu jauh lebih tinggi dibanding kondisi normal yang hanya Rp4.000 hingga Rp5.000 per ons.
Perbedaan harga itu karena sebagian pedagang membeli cabai rawit dari pedagang di Pasar Mangkikit atau Pasar Subuh, kemudian menjualnya secara eceran. Tidak heran jika harga di pasar ini lebih mahal karena pedagangnya harus menyesuaikan harga agar mendapatkan untung.
Kenaikan harga terjadi sejak menjelang Lebaran Idul Fitri lalu. Hingga kini harga masih tinggi meski sempat turun, namun kini naik lagi.
Faktor lain yang diduga menjadi pemicu naiknya harga adalah karena sebagian cabai rawit didatangkan dari luar daerah seperti Banjarmasin Kalimantan Selatan maupun Pulau Jawa. Hal itu terjadi akibat produksi cabai rawit oleh petani lokal belum sepenuhnya mampu memenuhi permintaan pasar.
Baca juga: Duh! Pasca Lebaran, Banyak Warga Gadaikan Barang
Ketergantungan pasokan dari luar daerah itu cukup berpengaruh terhadap fluktuasi harga. Saat pasokan berkurang akibat kendala transportasi maupun menurunnya produksi, biasanya dengan cepat membuat harga naik karena stok berkurang.
"Kami hanya menyesuaikan harga. Kalau di agen naik, kami tentu ikut menyesuaikan. Tapi kalau terlalu tinggi susah juga karena daya beli masyarakat akan menurun," kata Miah, salah satu pedagang.
Pemerintah daerah terus melakukan berbagai cara untuk mendorong petani dan masyarakat menanam cabai dengan memanfaatkan lahan kosong. Tingginya harga cabai menjadi perhatian karena sering turut berkontribusi terhadap angka inflasi di Sampit.
Sementara itu, harga bawang merah dan bawang putih juga masih tinggi yakni Rp30.000 per kilogram, padahal saat normal hanya sekitar Rp20.000 per kilogran. Sama seperti cabai, sebagian pasokan bawang ke kabupaten ini juga berasal dari luar daerah sehingga fluktuasi harganya cukup cepat. (KR-NJI).
Share :
Terpopuler
Senin, 18 Februari 2019 20:33
Dilaporkan ke Bawaslu Soal Kepemilikan Lahan, Jokowi: Tidak Usah Debat Kalau Dikit-dikit Lapor
Senin, 18 Februari 2019 07:05
Pengamat Transportasi Tak Sependapat dengan Prabowo Soal Pembangunan Infrastruktur
Selasa, 19 Februari 2019 10:36
Honda akan Tutup Pabrik, 3.500 Pekerja Terancam di PHK
Senin, 18 Februari 2019 19:53
India Bergejolak, Muslim Kashmir Diminta Segera Angkat Kaki
Selasa, 19 Februari 2019 16:10
Sri Mulyani Ditertawakan Pengusaha Saat Sebut Kata Unicorn
terkini
Rabu, 20 Februari 2019 02:05
WTO 'Warning' Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Rabu, 20 Februari 2019 01:15
Kuota Pemain Asing Piala Presiden Sama dengan Liga 1
Rabu, 20 Februari 2019 00:05
TGB Minta Sudahi Fitnah Terhadap Jokowi
Selasa, 19 Februari 2019 23:56
Yang Tersisa dari Perang di Damaskus: Roket AS hingga Senjata Israel
Selasa, 19 Februari 2019 23:49
System message!
Terima kasih telah memberikan komentar.System message!
Anda tidak dapat memberikan komentar. Mohon login/registrasi terlebih dahulu.System message!
Mohon maaf..Gagal mengirim komentar. Mohon coba kembali nantiKomentar :