Hadapi Perang Dagang AS, Indonesia Diminta Lakukan Sistem Tukar Barang

Rabu, 11 Juli 2018 19:40
Pantau.com - Tren pelemahan rupiah terus berlanjut sejak awal tahun 2018. Data perdagangan pasar spot menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hari ini masih di posisi Rp14.395 per dolar AS. Nilai tersebut cukup jauh dari proyeksi APBN 2018 sebesar Rp13.400.
Ekonom senior Universitas Indonesia, Faisal Basri mengatakan pemerintah tidak bisa terus menerus menguras cadangan devisa untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Salah satunya dengan tak bergantung pada aliran modal yang masuk.
"Solusi jangka menengah adalah bagaimana kita agar tidak bergantung capital inflow. Nah maka current account harus surplus," ujar Faisal di Hotel Milenium, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Baca juga: Rupiah Melemah, Faisal Basri Bongkar Nama Pejabat yang 'Ternak' Dolar
Faisal mengatakan, pemerintah harus memperbaiki neraca perdagangan yang terus defisit dengan menggenjot sektor ekspor di luar pasar tradisional.
Selain itu, upaya penekanan defisit juga bisa dilakukan dengan menggandeng negara-negara yang kekurangan komoditas barang yang dimiliki Indonesia. Hal ini dinilainya dapat mengurangi pengeluaran untuk impor.
"Harapan saya, perang dagang itu oke diantara negara kaya. Afrika, Asia Selatan kan mereka butuh sawit kita tapi mereka tidak punya uang. Saya ingat Pak Sudrajad Mendag tahun 80an meningkatkan pangsa ekspor. Mereka counter trade dengan negara yang tidak punya uang. Jadi barang apa yang negara tersebut punya, nah barang itu ditukar dengan yang kita butuhkan," ungkapnya.
Baca juga: Gubernur BI Masih Optimis Rupiah akan Menguat
Ia menambahkan pemerintah juga sebaiknya memperbaiki sektor pariwisata untuk menambah pendapatan. Salah satunya dengan menyediakan penerbangan direct langsung ke objek wisata yang memiliki daya tarik tinggi.
"Kedua yang bisa cepat adalah tourism dengan membuka direct flight. Manado itu Sam Ratulangi top twelve (paling banyak dikunjungi) dari China, sediakanlah supaya turis yang masuk tidak harus ke bandara tiga dulu naik skytrain itu lama bikin cape," pungkasnya.
Share :
Terpopuler
Jum'at, 22 Februari 2019 13:48
Pantau Video: Usai Tilang Truk Cabai, Begini Nasib Dua Oknum Polisi Sekarang
Jum'at, 22 Februari 2019 11:10
Saham Nike Anjlok, Setelah Sepatu Atlet Basket Robek Saat Pertandingan
Jum'at, 22 Februari 2019 17:45
Benarkah Sakit Kepala Hingga Pegal di Tengkuk Leher Belakang Gejala Hipertensi?
Jum'at, 22 Februari 2019 05:00
Bro, Banyak-banyakin Push-Up Deh! Ingat Penyakit
Jum'at, 22 Februari 2019 12:30
10 Negara Ini akan Dominasi Ekonomi Dunia, Indonesia Urutan 3 Salip China
terkini
Minggu, 24 Februari 2019 09:19
LRT Palembang yang Primadona, Sampai Kapan Kau Terus Disubsidi?
Minggu, 24 Februari 2019 08:24
Prabowo Menangi Pilpres, Para Menteri Harus Siap Tandatangani Pakta Integritas
Minggu, 24 Februari 2019 07:20
Malam Munajat 212 Disebutkan Dipolitisisasi, Begini Tanggapan Bawaslu
Minggu, 24 Februari 2019 06:27
MotoGP 2019: Zarco Sebut KTM Masih Perlu Perbaikan Jika Ingin Saingi Yamaha
Minggu, 24 Februari 2019 03:15
System message!
Terima kasih telah memberikan komentar.System message!
Anda tidak dapat memberikan komentar. Mohon login/registrasi terlebih dahulu.System message!
Mohon maaf..Gagal mengirim komentar. Mohon coba kembali nantiKomentar :