Pantau.com - Keberhasilan tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, BPPT, dan stake holder lainnya mengangkat kotak hitam pesawat, atau black box di hari keempat pascaperistiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Perairan Karawang, Jawa Barat patut diapresiasi.
Terangkatnya benda yang disebut bagian dari black box yaitu Flight Data Recorder (FDR) menjadi pintu Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.
Baca juga: Mengenal Cara Kerja Black Box, Pengungkap Cerita saat Kecelakaan Pesawat
Kotak hitam atau black box secara umum terbagi dalam dua bagian, yakni flight data recorder (FDR) atau perekaman data penerbangan yang berhasil ditemukan lebih dulu oleh tim, dan cockpit voice recorder (CVR), atau perekaman suara kokpit. Ibarat sayur dengan garam, keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan agar seluruh penyebab kecelakaan bisa teranalisa.
Meski masih merupakan satu bagian dari kotak hitam, sesuai namanya, kedua alat ini memiliki fungsi yang berbeda. FDR sendiri merupakan data-data berupa angka yang merekam seluruh data penerbangan pesawat.
Sementara CVR lebih ke fungsi merekam suara-suara yang terjadi di dalam kokpit termasuk pembicaraan pilot dan kopilot, pilot dengan kru pesawat maupun pilot dengan menara ATC.
Baca juga: Pantau Video: Oooh, Ternyata Ini Alasan Black Box Berwarna Oranye
Secara fungsi kedua alat tersebut tidak bisa dipisahkan demi mengetahui seluruh kejadian saat berlangsungnya penerbangan.
Namun keakuratan hasil investigasi tidak hanya bergantung pada kedua bagian ini karena masih perlu di dukung dengan data-data lainnya, seperti catatan perawatan pesawat, rekaman radar hingga data-data lain yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut.
CVR juga sangat sensitif dalam merekam seluruh bentuk suara yang terjadi di dalam kokpit, hingga suara kecil, seperti hujan bisa terekam oleh alat tersebut.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi
