
Pantau.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, ia menerima baik Pemerintah Otonomi Palestina. Namun dengan syarat, Israel tetap mempertahankan kendali keamanan atas wilayah semacam itu.
Pernyataan tersebut dikeluarkan selama penjelasan kepada wartawan Israel di PBB, setelah Netanyahu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. Selama pertemuan tersebut, Trump untuk pertama kali secara nyata mensahkan penyelesaian dua-negara bagi konflik Palestina-Israel.
Baca juga: AS, Israel, dan Arab Saudi Disebut Dalang di Balik Serangan saat Parade Militer Iran
Netanyahu mengatakan pengesahan Trump tidak menjadi "kejutan". "Saya siap buat rakyat Palestina untuk memiliki kemampuan mempertahankan diri mereka tanpa kemampuan untuk mengancam kami," kata Netanyahu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis (27/9/2018).
"Kecuali buat Jalur Gaza, kendali keamanan atas bagian barat Sungai Jordan sampai laut akan tetap berada di tangan kami. Itu tak bisa dirundingkan dan takkan berubah selama saya menjadi perdana menteri. Saya yakin bahwa setiap gagasan Amerika akan meliputi prinsip ini."
Baca juga: PM Israel Lakukan Pertemuan dengan Presiden Mesir di New York, Bahas Palestina?
Netanyahu mengatakan, dalam pertemuannya dengan Trump, yang juga dihadiri oleh penasehat dan menantu laki-laki Trump, Jared Kushner, setiap orang menafsirkan istilah 'negara' secara berbeda.
"Saya menangani isinya, dan bukan penjelasan. Pertanyaannya ialah: Apa itu negara? Apakan itu Costa Rica atau Iran, ada banyak kemungkinan," katanya.
Ia menarik dukungannya bagi negara Palestina selama kampanyenya buat masa jabatan keduanya pada 2015, dalam upaya terakhir untuk menarik lebih banyak suara. Ia mundur dari pernyataannya setelah menang pemilihan umum beberapa kali dan sekali lagi mengatakan ia takkan pernah menerima negara Palestina.
- Penulis :
- Widji Ananta