Pantau.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya mengatakan pertemuan antara Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden Joko Widodo bukan jadi pertanda partainya pindah haluan merapat ke koalisi pemerintah.
Menurutnya, perlu ada pembahasan khusus dengan seluruh pengurus untuk menentukan arah partai usai pemilu 2019.
"Kalau komunikasi antara Pak Jokowi dengan Pak Zul setahu saya sangat-sangat baik. Pasti ada arah ke depan. Tidak mungkin ketika pemimpin bicara tidak ada arah. Tapi apakah ada pembicaraan merapat ke sana ke sini saya belum tahu. Sebaiknya kita serahkan ke mekanisme partai. Karena keputusan ini kan keputusan signifikan. Apakah mau merapat ke pemerintah atau di luar," kata Bima ditemui di Gedung KPK, Jalan Kuningan Mulia, Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Baca juga: Genjot Lapor LHKPN, Wali Kota Bogor Boyong Anak Buahnya ke KPK
"Tidak bisa diputuskan orang per orang oleh Pak Zul sendiri atau oleh Bima Arya sendiri, enggak bisa. Harus melalui mekanisme partai," sambungnya.
Bima melanjutkan, partainya juga perlu mendengar aspirasi setiap kader di daerah. Meski beberapa wacana yang disampaikan baru melalui pesan singkat.
"Suara-suara masih sebatas di WA (WhatsApp) grup. Ya, biasa lah ada yang ingin tetap di 02. Ada yang ingin membuka segala wacana. Biasa di WA grup. Tapi kan WA grup bukan mekanisme keputusan berdasarkan konstitusi. Ada rakernas di PAN," tutupnya.
Baca juga: Fadli Zon Akan Bentuk Pansus Kecurangan, Waketum PAN: Tidak Relevan
rn- Penulis :
- Adryan N
