
Pantau.com - Perlambatan pasar properti diperkirakan berlanjut hingga pertengahan kuartal kedua tahun ini lantaran adanya Pemilu 2019. Meski demikian, market diprediksi bergerak signifikan pada kuartal ketiga dan keempat.
"Pelaku pasar properti memang masih wait and see. Namun apapun hasil Pemilu 2019 nanti, saya yakin pasar akan berjalan normal kembali. Sebenarnya mereka menunggu agar pasar kembali fokus, bukan menunggu siapa yang terpilih," kata Marine Novita, Country Manager Rumah.com.
Baca juga: Miliki Desain Khas, Ekspor Furnitur Indonesia Naik 1,6 Miliar Dolar AS
Di lain sisi, Pemerintah telah melakukan sejumlah kebijakan yang mendukung pertumbuhan pasar properti, terutama di sektor residensial. Salah satu yang menarik adalah pelonggaran Loan to Value (LTV).
"Pelonggaran Loan to Value ini membuat pengembang bisa saja memberikan tawaran uang muka hingga serendah 0 persen, di mana tahun lalu masih sebesar 10 persen. Ini sangat baik karena sebagian besar kendala yang dialami masyarakat dalam membeli properti adalah uang muka," imbuhnya.
Baca juga: 4 Prioritas Pembahasan APEC 2019, Masyarakat Digital Masuk List
Senada, Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN), Winang Budaya mengatakan, selama ini Pemerintah terbukti mampu menjaga inflasi dan kestabilan ekonomi.
"Begitupun dengan rupiah yang kembali membaik," ujarnya.
Dari catatan pertumbuhan kredit BTN, tren pengajuan KPR justru naik kendati sejak kuartal empat tahun lalu suku bunga sudah masuk ke double digit.
"Kami dari perbankan optimistis, ketidakpastian yang ada di luar ini mungkin hanya berlangsung sampai April saja," ia menambahkan.
rn- Penulis :
- Nani Suherni