Pantau – Ketua RT11/RW 03, Kelurahan Pluit, Riang Prasetya, menduga aksi protes atas pembongkaran toko yang memakan bahu jalan merupakan penyusup atau orang bayaran. Karena aksi protes itu dicampuri oleh pedagang yang berasal dari luar lingkungannya.
“Dari sekian banyak yang hadir itu, banyak penyusup. Bohong kalau UMKM saya segitu banyak di lingkungan saya,” kata Riang ditemui di kantornya, di Pluit, Jakarta, Minggu (28/5/2023).
Riang mengatakan aksi protes itu dicampuri oleh pedagang yang bukan berasal dari lingkungannya. Demo tersebut dilakukan beberapa pekan terakhir yang menolak kiosnya dibongkar.
“Terkait dengan demo yang berlangsung beberapa hari yang lalu, jadi perlu saya sampaikan, yang demo itu saya juga tidak yakin semuanya adalah pedagang yang ada di lingkungan saya,” tuturnya.
Menurut Riang, protes warga yang mengatasnamakan UMKM dan karyawan itu juga tidak masuk akal. Ia mencurigai ada yang mendeking dari aksi unjuk rasa tersebut.
“UMKM yang mana? Maksud kalian etalase itu? itu etalase liar karena berdiri di atas saluran air dan bahu jalan. Jadi jangan membawa-bawa nama UMKM,” tegasnya.
Dikatakan Riang, setiap UMKM yang sudah terdaftar dalam Kecamatan, Penjaringan, Jakarta Utara.
“Kalo memang mengatasnamakan UMKM, masa berdagang di atas saluran air, masa berdagang di bahu jalan, jadi jangan diplesetin jadi UMKM. UMKM itu pasti ditempatkan di posisi-posisi tidak ada pelanggaran. Di posisi yang memang layak utk berjualan,” pungkasnya.
Sebelumnya, karyawan dan penyewa ruko di Jalan Niaga, Blok Z Utara dan Selatan RT 011 RW 03 Pluit berdemonstrasi pada petugas gabungan membongkar ruas bangunan ruko yang mencaplok lahan fasilitas umum (fasum)/fasilitas sosial (fasos). Pada demo yang digelar Rabu (24/5), para karyawan dan pemilik ruko meminta Ketua RT 011 Riang Prasetya turun dari jabatannya.
Salah satu spanduk itu bertulisan 'Warga UMKM dan Karyawan RT 011/003 Jadi Resah Sejak Pak RT Riang Prasetya Sibuk Cari Sensasi'.
Mereka juga meminta Riang Prasetya turun dan keluar dari kantornya, yang letaknya tak jauh dari ruko. Suasana sempat ricuh karena aksi mereka dihadang oleh petugas keamanan yang ada.
“Dari sekian banyak yang hadir itu, banyak penyusup. Bohong kalau UMKM saya segitu banyak di lingkungan saya,” kata Riang ditemui di kantornya, di Pluit, Jakarta, Minggu (28/5/2023).
Riang mengatakan aksi protes itu dicampuri oleh pedagang yang bukan berasal dari lingkungannya. Demo tersebut dilakukan beberapa pekan terakhir yang menolak kiosnya dibongkar.
“Terkait dengan demo yang berlangsung beberapa hari yang lalu, jadi perlu saya sampaikan, yang demo itu saya juga tidak yakin semuanya adalah pedagang yang ada di lingkungan saya,” tuturnya.
Menurut Riang, protes warga yang mengatasnamakan UMKM dan karyawan itu juga tidak masuk akal. Ia mencurigai ada yang mendeking dari aksi unjuk rasa tersebut.
“UMKM yang mana? Maksud kalian etalase itu? itu etalase liar karena berdiri di atas saluran air dan bahu jalan. Jadi jangan membawa-bawa nama UMKM,” tegasnya.
Dikatakan Riang, setiap UMKM yang sudah terdaftar dalam Kecamatan, Penjaringan, Jakarta Utara.
“Kalo memang mengatasnamakan UMKM, masa berdagang di atas saluran air, masa berdagang di bahu jalan, jadi jangan diplesetin jadi UMKM. UMKM itu pasti ditempatkan di posisi-posisi tidak ada pelanggaran. Di posisi yang memang layak utk berjualan,” pungkasnya.
Sebelumnya, karyawan dan penyewa ruko di Jalan Niaga, Blok Z Utara dan Selatan RT 011 RW 03 Pluit berdemonstrasi pada petugas gabungan membongkar ruas bangunan ruko yang mencaplok lahan fasilitas umum (fasum)/fasilitas sosial (fasos). Pada demo yang digelar Rabu (24/5), para karyawan dan pemilik ruko meminta Ketua RT 011 Riang Prasetya turun dari jabatannya.
Salah satu spanduk itu bertulisan 'Warga UMKM dan Karyawan RT 011/003 Jadi Resah Sejak Pak RT Riang Prasetya Sibuk Cari Sensasi'.
Mereka juga meminta Riang Prasetya turun dan keluar dari kantornya, yang letaknya tak jauh dari ruko. Suasana sempat ricuh karena aksi mereka dihadang oleh petugas keamanan yang ada.
- Penulis :
- Yohanes Abimanyu
