HOME  ⁄  Ekonomi

Negara Ratu Elizabeth Juga Terkena Dampak Pelemahan Mata Uang

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Negara Ratu Elizabeth Juga Terkena Dampak Pelemahan Mata Uang

Pantau.com - Pengamat ekonomi Dr James Adam mengatakan, banyak penyebab kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, terutama karena faktor eksternal akibat siklus ekonomi dunia.

"Kondisi ini disulut oleh perang dagang antara AS dengan Cina, yang kemudian merembet antara AS dengan Turki yang efeknya menjangkau seluruh masyarakat internasional, terutama negara-negara berkembang," kata James Adam, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (10/9/2018).

Baca juga: DPR Serukan 'Aku Cinta Rupiah' untuk Tukar Dolar Sekarang!

Menurut dia, koreksi rupiah memang menembus level Rp 14.968 pada tanggal 7 September misalnya, akan tetapi depresiasinya kecil hanya sekitar 0,3 persen.

"Dan ini berkontribusi ke pasar tetapi kalau kita lihat koreksi pasar tidak begitu besar," katanya menjelaskan.

Artinya, koreksi rupiah belum dilihat signifikan oleh pasar sehingga masih bisa terkoreksi hingga akhir pekan, katanya.

Baca juga: Dolar Melonjak, Penjualan Laptop Sempat Lesu

Dia menambahkan, pelemahan IHSG dapat berpengaruh terhadap perekonomian nasional akibat pelemahan rupiah terhadap dollar. Menurut dia, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami pergolakan dolar saat ini, tetapi berbagai negara juga mengalami hal yang sama.

"Jadi bukan saja Indonesia. Lihat saja Turki, nilai mata uangnya Lira anjlok sampai 80 persen, begitupun dengan Argentina jatuh hingga 56 persen, lalu Venezuela juga melemah 17 persen, kemudian di Eropa, Inggris, yang sempat anjlok hingga 5 persen," katanya.

Saat ini euro berada di posisi 0,8766 per dolar AS, Lira Turki senilai 6,4205 per dolar AS dan bolivar Venezuela 248.520 per dolar AS. 

Penulis :
Nani Suherni