
Pantau - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua melibatkan 21 pelaku usaha kopi dalam Sewindu Festival Kopi (FesKop) Papua sebagai langkah memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah.
Festival Kopi Papua Sewindu
Kepala BI Papua, Faturachman, menyebut bahwa sewindu FesKop merupakan bagian dari Festival Kopi Papua ke-8 yang puncaknya akan digelar pada 20–22 September 2025.
"Sehingga kegiatan ini bagian dari bentuk penghormatan terhadap sejarah penyelenggaraan Festival Kopi Papua pertama kali pada 2018," ungkapnya.
Sewindu FesKop berlangsung hingga 12 September 2025 dengan pesan utama pentingnya sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menciptakan pondasi ekonomi Papua yang kuat, inklusif, berkelanjutan, dan seimbang.
Menurut Faturachman, kopi Papua memiliki nilai strategis dalam mendorong perekonomian.
"Kopi Papua memiliki keistimewaan tidak hanya dari cita rasa yang khas, tetapi juga potensinya sebagai motor pertumbuhan ekonomi baru," ujarnya.
Tema kegiatan tahun ini adalah "Dari Gunung, Lembah, Pantai, Hingga Pasar Global".
Kopi Papua sebagai Motor Ekonomi
BI berharap kopi dapat menjadi komoditas unggulan yang memberi manfaat pada penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua, termasuk di daerah otonomi baru.
"Berdasarkan riset kami di mana konsumsi kopi di Jayapura mencapai hampir 18 ribu gelas per hari. Jika harga rata-rata Rp10 ribu per gelas, maka nilai perputaran ekonomi bisa menembus Rp180 juta setiap harinya," jelas Faturachman.
Dari sisi hulu, perkebunan kopi mampu menyerap lebih dari 22 ribu tenaga kerja.
Sementara dari sisi hilir, kedai kopi menyediakan hampir seribu lapangan pekerjaan.
"Karena itu kami menghadirkan Sewindu FesKop sekaligus Festival Kopi Papua ke-8 sebagai upaya mendorong kopi menjadi sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, yang hanya dapat dicapai melalui sinergi, inovasi, dan optimisme," tegasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa








