Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Melemah ke Rp16.638 per Dolar AS, Dipicu Pernyataan Hawkish Pejabat The Fed

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Rupiah Melemah ke Rp16.638 per Dolar AS, Dipicu Pernyataan Hawkish Pejabat The Fed
Foto: (Sumber: Petugas menghitung uang rupiah di Kantor Cabang BNI Pasar Baru, Jakarta, Senin (27/10/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.​)

Pantau - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada awal perdagangan Senin, 3 November 2025, sebesar 7 poin atau 0,04 persen ke level Rp16.638 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.631. Pelemahan ini dipengaruhi oleh sentimen global, terutama pernyataan hawkish dari sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat.

Pejabat The Fed Dorong Penguatan Dolar, Tekan Rupiah

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa rupiah tertekan oleh menguatnya dolar AS akibat pernyataan keras dari para pejabat The Fed.

"Rupiah melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat oleh dukungan pernyataan hawkish dari pejabat-pejabat The Fed, yaitu Schmid, Logan, dan Hammack," ujarnya.

Ketiganya adalah:

  • Jeff Schmid, Presiden The Fed Kansas City
  • Lorie Logan, Presiden Federal Reserve Bank Dallas
  • Beth Hammack, Presiden The Fed Cleveland
  • Schmid menyatakan bahwa sektor pekerjaan di AS masih stabil dan inflasi belum terkendali.
  • Logan menolak wacana pemangkasan suku bunga jika inflasi belum menurun secara signifikan.
  • Hammack menegaskan bahwa suku bunga tinggi masih dibutuhkan untuk mengendalikan inflasi.

Meski begitu, Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengutip Anadolu, menyuarakan pandangan yang lebih moderat dengan mendukung kemungkinan penurunan suku bunga.

Namun, menurutnya, "Kebijakan moneter AS masih tetap restriktif, bahkan setelah suku bunga diturunkan."

Inflasi Domestik Masih Terkendali, Modal Asing Masuk

Di sisi domestik, inflasi Indonesia diperkirakan sedikit lebih tinggi pada angka 2,7 persen, tetapi masih berada dalam rentang target Bank Indonesia.

Hal ini membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Dari sisi neraca perdagangan, diperkirakan Indonesia mencatatkan surplus sebesar 4,79 miliar dolar AS pada September.

Sementara itu, Bank Indonesia mencatat aliran modal asing masuk bersih sebesar Rp1 triliun pada pekan terakhir Oktober 2025.

Meskipun tekanan eksternal cukup kuat, faktor domestik yang relatif stabil dapat menjadi penahan bagi pelemahan lebih lanjut nilai tukar rupiah.

Penulis :
Ahmad Yusuf