HOME  ⁄  Ekonomi

Transformasi Digital Tambang Indonesia Menguat di Ajang Micromine User Conference 2025

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Transformasi Digital Tambang Indonesia Menguat di Ajang Micromine User Conference 2025
Foto: (Sumber: Ajang Micromine User Conference (MUC) 2025. ANTARA/HO-Micromine)

Pantau - Industri pertambangan Indonesia tengah memasuki babak baru menuju era digitalisasi menyeluruh melalui ajang Micromine User Conference (MUC) 2025 yang digelar untuk memperkuat kolaborasi antara teknologi, data, dan keberlanjutan.

Tiga Pilar Masa Depan Tambang Indonesia

Regional Manager Micromine APAC Fransiskus Nugroho menyebut masa depan industri tambang Indonesia ditentukan oleh tiga pilar utama, yakni data yang terintegrasi dan real-time, pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI) dan otomasi, serta komitmen terhadap praktik tambang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Ia menegaskan, "Software pertambangan kini bukan lagi sekadar alat bantu, melainkan otak operasional yang menghubungkan seluruh proses dari eksplorasi hingga produksi," ungkapnya.

Ajang MUC 2025 mempertemukan profesional geologi, insinyur tambang, dan regulator untuk membahas masa depan pertambangan berbasis data, teknologi, dan keberlanjutan.

Sementara itu, General Manager APAC Micromine Adam Brew menekankan pentingnya peran teknologi dalam transformasi industri tambang melalui peluncuran versi 2026 dari perangkat lunak Micromine.

"Di versi 2026, kami menghadirkan konektivitas dan kecerdasan buatan yang benar-benar mengubah cara tim tambang bekerja lebih cepat, lebih akurat, dan lebih kolaboratif," ujarnya.

Kolaborasi Teknologi dan Keahlian Manusia

Dalam sesi diskusi, Arief Bastian, GM Exploration and Resources Development Group PT Merdeka Copper Gold Tbk, menyoroti evolusi pemodelan geologi dari era manual menuju era machine learning.

Ia menekankan pentingnya integrasi data geologi, geofisika, dan geokimia dalam membangun model geologi yang akurat dan adaptif.

"Meski demikian, peran seorang geolog tetap dibutuhkan dalam era machine learning karena geolog memegang peran fundamental dalam mengambil keputusan atas data yang diolah oleh machine learning," jelasnya.

Dari sisi asosiasi profesi, Chairwoman MGEI Rosalyn Wullandhary menilai bahwa tanpa pendekatan yang tepat, proses penambangan akan berjalan lambat dan tidak berkelanjutan.

Ia menjelaskan bahwa teknologi seperti AI, digital twin (model digital dari proses nyata), dan hyperspectral imaging (pemetaan spektrum permukaan tanah) dapat memangkas pekerjaan manual serta meningkatkan produktivitas.

"Adopsi teknologi seperti AI, digital twin, dan hyperspectral imaging bisa mempercepat siklus eksplorasi dan memastikan nilai tambah nasional yang berkelanjutan," tegas Rosalyn.

Efisiensi Melalui Otomasi Data

Dalam kesempatan lain, Syahril Hidayat, Resource Superintendent PT Ceria Nugraha Indotama, membagikan pengalaman nyata penerapan otomasi data menggunakan fitur macro pada Micromine.

"Macro di Micromine mampu memangkas waktu kerja menjadi lebih singkat, yang awalnya butuh dua minggu menjadi dua hari sehingga geolog bisa lebih fokus pada analisis dan interpretasi geologi yang merupakan bagian paling penting dari pekerjaan resource geologist," ungkapnya.

Melalui MUC 2025, Micromine menegaskan komitmennya untuk terus mendorong transformasi digital di sektor pertambangan Indonesia dengan memadukan teknologi, efisiensi, dan keberlanjutan menuju masa depan industri yang cerdas dan berdaya saing tinggi.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf