Pantau - Sobat pantau mungkin familiar dengan kata UMKM, secara garis besar UMKM adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM ini biasanya adalah sebuah bisnis yang dikelola oleh masyarakat dari kalangan kelas menengah ke bawah. Nah, pada dasarnya UMKM adalah sebuah bisnis yang dijalankan oleh perorangan, kelompok, atau badan usaha kecil yang memenuhi standar sebagai usaha mikro.
Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, sekarang mulai bermunculan berbagai jenis macam bisnis UMKM. Hingga saat ini UMKM terbagi menjadi lima kategori usaha, ada Usaha Kuliner, Fashion, Kecantikan, Argribisnis, dan Otomotif.
Pada kesempatan kali ini, tim pantau.com berhasil mewawancarai salah satu UMKM kuliner yang berada di Jakarta Selatan. Nama tempat usahanya yaitu “Warung Pecel Lele Palupi”, disini tersedia beberapa menu yang banyak diminati pelanggan seperti ayam bakar, ayam goreng, lele goreng, tahu tempe, soto ayam, dan masih banyak lagi.
Kali ini, tim pantau.com berkesempatan berbincang sedikit dengan Bu Asih selaku pemilik Warung Pecel Lele Palupi. Kepada tim pantau.com, Bu Asih menceritakan awal mula berdirinya Warung Pecel Palupi dan inspirasi beliau dibalik nama “Palupi”.
| Baca juga: Perluas Jangkas Pasar Produk Lokal, Pemkab Malteng Berikan Pelatihan Digital ke Pelaku UMKM |
"Yaa, awal pertama berdiri itu pas tahun 2011, suami saya kan udah ga kerja, resign, terus suami kan kerja di restoran pengen buka usaha sendiri, akhirnya coba buka usaha warung Palupi. Karena dulu suami punya saudara di Surabaya, di Palupi, ikutlah pakai nama itu, warung Palupi," ungkap Bu Asih.
Saat ditanya terkait filosofi atau nilai utama yang selalu dijaga dalam menjalankan Warung Pecel Lele Palupi, Bu asih menjelaskan bahwa rasa dan kualitas makanan adalah nilai utama yang harus selalu dijaga dalam menjalankan usahanya. "Keramahtamahan pelayanan, rasa, dan kualitas makanan," ujarnya.
Kemudian, Bu Asih menceritakan bagaimana perkembangan Warung Pecel Lele Palupi dari awal berdiri sampai sekarang hingga tantangan terbesar yang dihadapi.
Bu Asih menjawab, “Tantangan terbesar yang dihadapi waktu Corona yaa, terbesar itu. Karena kita udah gaboleh buka, jadi itu. Alhamdulillah ini bisa bangkit lagi, udah 3 tahun.”
Selain menanyakan sejarah dibalik nama Warung Pecel Lele Palupi, tim pantau.com juga penasaran dengan strategi pemasaran warung ini, visi misi untuk Warung Pecel Lele Palupi dalam lima tahun ke depan, hingga rencana ekspansi atau inovasi yang sedang dipersiapkan.
"Pengen menambah menu, buka cabang, atau memperluas usaha," terang Bu Asih
| Baca juga: Teten Dorong Pelaku UMKM Ikan Hias Perkuat Ekosistem Tangkap Peluang Perdagangan Pasar Global |
Soal bagaimana Bu Asih melihat perkembangan bisnis kuliner, khususnya warung makan tradisional seperti pecel lele di masa depan, beliau menjawab bahwa usaha makanan akan terus ada karena tidak akan ada matinya.
"Sepertinya sih, akan terus maju yaa, karena makanan ga ada matinya," jelasnya.
Terakhir, mengenai harapan Bu Asih untuk Warung Pecel Lele Palupi ke depannya, beliau menjawab ingin tambah maju.
Bu Asih menjawab, "Tambah maju, terus pelayanan nya beda dari yang lain, rasanya juga beda dari yang lain, jadi buat, pokoknya best seller lahh.”
Demikian hasil wawancara dari pemilik warung makan yang tim pantau.com lakukan pada Jumat (13/09/2024) mengenai UMKM sejarah dan filosofi dari warung yang didirikan dan visi serta rencana masa depan dari warung pecel lele palupi ini.
Untuk yang ingin mencoba berbisnis sendiri tapi punya modal yang minim, maka UMKM menjadi solusinya. Jangan pernah takut untuk mencoba, gagal ada proses dalam kesuksesan.
Laporan : Siti Nazwa Aprillia, Nadiya Eva Amalia, Gita Andini
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Fadly Zikry
