Pantau - Bob the Baker Boy, sebuah toko roti di Singapura membuat bentuk boneka Labubu untuk makanan. Dengan harga 388,9 dolar Singapura atau setara Rp4,5 juta, kue Labubu The Monsters Surprise Blind Box dilengkapi dengan patung Labubu acak dari seri Lazy Yoga.
Di dalam kue tersebut terdapat kotak Labubu acak yang belum dibuka dari seri Have a Seat yang berarti pembeli akan mendapatkan dua Labubu dengan satu kue.
Mengutip dari laman Asia One, kue Labubu ini dapat disajikan untuk 25 hingga 30 orang dan hadir dengan rasa khas Belgian Chocolate 55 persen dari toko tersebut. Selain itu bisa disesuaikan dengan keinginan, tetapi hiasan Labubu dan kotak-kotak rahasianya benar-benar acak karena ini menjadi inti dari kotak-kotak surprise.
Jika pembeli mencari sesuatu yang lebih kecil dan lebih sederhana, toko roti ini menyediakan berbagai kue lain yang terinspirasi dari Labubu. Beberapa di antaranya seperti kue mini berbentuk kepala monster berbulu seharga 98,80 dolar Singapura atau setara Rp1,2 juta, kue bento seharga 39,9 dolar Singapura atau setara Rp480 ribu, dan set cupcake yang harganya mulai dari 88,9 dolar Singapura atau Rp1 juta.
Tren boneka Labubu masih melanda beberapa negara di Asia, termasuk di Singapura. Baru-baru ini, empat boneka Labubu berpakaian seperti pengikut Tao menarik perhatian publik dalam Festival Sembilan Dewa Kaisar (Nine Emperor Gods Festival) di Tampines, Singapura.
Empat boneka Labubu itu terdiri dari satu boneka besar dan tiga boneka kecil. Boneka-boneka ini disambut baik, dan satu di antaranya ikut dalam ritual upacara keagamaan di Pantai Changi. Hal itu diketahui lewat unggahan di akun TikTok @quanzhentaoist yang kemudian dibagikan ulang di akun media sosial lainnya.
Pemilik akun TikTok itu mengatakan bahwa pihak kuil mendandani boneka-boneka tersebut untuk berpartisipasi, sementara Anggota Parlemen Tampines, Baey Yam Keng, mendukung tren tersebut dengan membagikan foto bersama dua boneka Labubu.
Baca : Viral di Sosial Media, Begini Asal-Usul Boneka Labubu
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari
- Editor :
- Annisa Indri Lestari
