
Pantau - Kelompok Hamas membantah tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait serangan terhadap pasukan Israel di Rafah, Jalur Gaza, dan menegaskan bahwa pihak Israel justru telah melanggar perjanjian gencatan senjata.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Selasa, Hamas menyatakan tetap berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani di Mesir dengan dukungan Amerika Serikat.
"Pengeboman kriminal yang dilakukan oleh tentara pendudukan fasis (Israel) di sebagian wilayah Jalur Gaza merupakan pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata," demikian pernyataan Hamas.
Israel Serang Gaza, Hamas Desak Mediator Bertindak
Pada hari yang sama, militer Israel melancarkan serangan udara dan artileri secara besar-besaran ke Jalur Gaza.
Serangan itu diperintahkan langsung oleh Netanyahu setelah Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata dengan melakukan penembakan terhadap pasukan mereka di Rafah.
Media Israel melaporkan bahwa pasukan mereka diserang oleh penembak jitu dan peluru anti-tank di wilayah tersebut.
Hamas membantah tuduhan itu dan menuduh Israel mengada-ada untuk membenarkan eskalasi militer.
Kelompok tersebut juga mendesak para mediator internasional untuk:
- Segera bertindak menekan Israel
- Mencegah eskalasi brutal terhadap warga sipil
- Menghentikan pelanggaran serius terhadap gencatan senjata
- Memastikan kepatuhan penuh terhadap semua ketentuan kesepakatan
Isi Perjanjian dan Korban Sejak 2023
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah diberlakukan sejak 10 Oktober sebagai bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Fase pertama dari perjanjian ini mencakup pertukaran sandera dan tahanan.
Sementara itu, fase berikutnya meliputi rekonstruksi Gaza dan pembentukan pemerintahan baru yang tidak melibatkan Hamas.
Sejak dimulainya konflik pada Oktober 2023, lebih dari 68.500 warga Gaza telah tewas akibat serangan Israel, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 170.000 warga Gaza dilaporkan mengalami luka-luka selama konflik berlangsung.
- Penulis :
- Aditya Yohan









