Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Pimpinan MPR Dukung Pernyataan Bersama Delapan Negara Tolak Pengusiran Warga Gaza

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Pimpinan MPR Dukung Pernyataan Bersama Delapan Negara Tolak Pengusiran Warga Gaza
Foto: (Sumber:Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/6/2025). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Pantau - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), menyatakan dukungannya terhadap pernyataan bersama delapan negara yang menolak segala bentuk pengusiran warga Gaza, Palestina, oleh Israel.

Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, bersama para Menlu dari tujuh negara Arab-Islam lainnya: Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Turki, dan Pakistan.

"Delapan negara ini melalui menteri luar negerinya, termasuk Indonesia, melakukan langkah yang baik, menolak pengusiran warga Gaza/Palestina dengan cara apa pun," ungkap Hidayat.

Serukan Aksi Nyata dan Kritik Manuver Pengusiran Terselubung Israel

HNW menekankan agar pernyataan tersebut diikuti dengan langkah konkret dan pengawalan serius oleh semua negara yang terlibat.

Ia mengkritik kebijakan Israel yang membuka pintu perbatasan Rafah hanya untuk keluar, tanpa memberikan akses kembali bagi warga Gaza, sebagai bentuk pengusiran terselubung.

Ia juga menyinggung manuver Israel yang menerbangkan ratusan warga Gaza ke Afrika Selatan tanpa dokumen resmi, yang dinilainya sebagai taktik licik untuk mengosongkan wilayah Gaza.

Menurutnya, langkah-langkah tersebut bertujuan mempermudah penguasaan penuh atas Gaza dalam rangka mewujudkan proyek negara Israel Raya.

"Pengusiran rakyat Gaza/Palestina dengan alasan apa pun, sehingga mereka tidak bisa kembali ke negaranya, merupakan pelanggaran hak asasi manusia berat karena itu juga bentuk lain dari praktik genosida yang sangat jahat," tegasnya.

Desak Lobi Internasional dan Hindari Penyimpangan Proposal Damai

HNW mengajak delapan negara tersebut untuk terus bekerja sama dan memastikan bahwa setiap proposal damai tidak merugikan rakyat Palestina atau menjauhkan mereka dari cita-cita negara merdeka.

Ia menekankan pentingnya melakukan lobi intensif dengan Amerika Serikat, yang merupakan salah satu pengusul utama proposal perdamaian di kawasan.

Pembukaan perbatasan Rafah, menurutnya, harus difokuskan untuk bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza, bukan sebagai sarana pengusiran.

Delapan negara ini dinilai memiliki posisi tawar yang kuat dalam pelaksanaan perdamaian di Jalur Gaza, sebagaimana juga diakui oleh Presiden AS Donald Trump.

HNW mengingatkan agar proposal perdamaian tidak bergulir ke arah yang salah, yang justru melanggengkan pelanggaran oleh Israel.

"Oleh karena itu, saya mendukung sikap Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono untuk terus bekerja sama maksimal, bahu membahu dengan Menlu dari negara-negara sahabat tersebut," ujarnya.

Ia menutup dengan harapan agar upaya kolektif ini bisa menghentikan manuver pengusiran oleh Israel dan menjadi langkah nyata dalam membayar "hutang sejarah" Indonesia kepada Palestina, yaitu hadirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Penulis :
Gerry Eka