Pantau - Pejabat pertahanan Seoul mengatakan Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut antara Korea dan Jepang pada Senin (27/3/2023), beberapa jam sebelum kapal induk bertenaga nuklir USS Nimitz melakukan latihan dengan angkatan laut Korea Selatan.
Dilansir dari UPI, Selasa (28/3/2023), militer Korea Selatan mendeteksi dua rudal yang ditembakkan dari daerah Kabupaten Chunghwa di Provinsi Hwanghae Utara, kata Kepala Staf Gabungan Seoul dalam pesan teks kepada wartawan. Kedua rudal tersebut terbang sekitar 230 mil sebelum tercebur ke laut.
JCS mengutuk peluncuran tersebut sebagai "provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea serta komunitas internasional."
"Militer Korea Selatan mampu menanggapi provokasi apa pun secara luar biasa dan terus mengawasi aktivitas Korea Utara sambil terus melakukan pelatihan bersama secara intensif," kata pernyataan itu.
Jepang juga mendeteksi dan melaporkan peluncuran rudal pada Senin (27/3/2023) pagi. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, juru bicara utama Tokyo, mengatakan bahwa Jepang mengharapkan Korea Utara untuk meningkatkan aktivitasnya, termasuk peluncuran rudal balistik lebih lanjut dan uji coba nuklir.
Provokasi terbaru Pyongyang terjadi ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat mengadakan latihan maritim bersama di perairan selatan Semenanjung Korea pada Senin. Kelompok penyerang kapal induk USS Nimitz dilatih dengan kapal perang utama Korea Selatan, kata seorang juru bicara angkatan laut Korea Selatan.
“Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi gabungan dan memperkuat kemampuan eksekusi pencegahan yang diperluas melalui pengerahan aset strategis AS dalam situasi di mana ancaman nuklir dan rudal Korea Utara semakin canggih,” kata juru bicara Jang Do-young dalam konferensi pers.
Pada Selasa (28/3/2023), Nimitz akan berlabuh di Busan, 200 mil tenggara Seoul, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Kelompok penyerang kapal induk USS Ronald Reagan mengunjungi Busan pada September, ketika Washington dan Seoul telah memperkuat hubungan militer di tengah meningkatnya ancaman militer Korea Utara.
Sekutu saat ini sedang mengadakan latihan pendaratan amfibi Ssangyong bersama mereka, yang dimulai minggu lalu dan dijadwalkan berlangsung hingga 3 April.
Korea Selatan dan Amerika Serikat juga menyelesaikan latihan militer gabungan Freedom Shield selama 11 hari pada Kamis, yang dikecam Pyongyang dengan marah sebagai persiapan untuk invasi.
Korea Utara melakukan beberapa peluncuran rudal selama latihan, termasuk uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-17 pekan lalu. Akhir pekan lalu, rezim rahasia mengadakan latihan untuk mempersiapkan serangan balik nuklir, menurut media yang dikelola pemerintah.
Dilansir dari UPI, Selasa (28/3/2023), militer Korea Selatan mendeteksi dua rudal yang ditembakkan dari daerah Kabupaten Chunghwa di Provinsi Hwanghae Utara, kata Kepala Staf Gabungan Seoul dalam pesan teks kepada wartawan. Kedua rudal tersebut terbang sekitar 230 mil sebelum tercebur ke laut.
JCS mengutuk peluncuran tersebut sebagai "provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea serta komunitas internasional."
"Militer Korea Selatan mampu menanggapi provokasi apa pun secara luar biasa dan terus mengawasi aktivitas Korea Utara sambil terus melakukan pelatihan bersama secara intensif," kata pernyataan itu.
Jepang juga mendeteksi dan melaporkan peluncuran rudal pada Senin (27/3/2023) pagi. Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, juru bicara utama Tokyo, mengatakan bahwa Jepang mengharapkan Korea Utara untuk meningkatkan aktivitasnya, termasuk peluncuran rudal balistik lebih lanjut dan uji coba nuklir.
Provokasi terbaru Pyongyang terjadi ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat mengadakan latihan maritim bersama di perairan selatan Semenanjung Korea pada Senin. Kelompok penyerang kapal induk USS Nimitz dilatih dengan kapal perang utama Korea Selatan, kata seorang juru bicara angkatan laut Korea Selatan.
“Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi gabungan dan memperkuat kemampuan eksekusi pencegahan yang diperluas melalui pengerahan aset strategis AS dalam situasi di mana ancaman nuklir dan rudal Korea Utara semakin canggih,” kata juru bicara Jang Do-young dalam konferensi pers.
Pada Selasa (28/3/2023), Nimitz akan berlabuh di Busan, 200 mil tenggara Seoul, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Kelompok penyerang kapal induk USS Ronald Reagan mengunjungi Busan pada September, ketika Washington dan Seoul telah memperkuat hubungan militer di tengah meningkatnya ancaman militer Korea Utara.
Sekutu saat ini sedang mengadakan latihan pendaratan amfibi Ssangyong bersama mereka, yang dimulai minggu lalu dan dijadwalkan berlangsung hingga 3 April.
Korea Selatan dan Amerika Serikat juga menyelesaikan latihan militer gabungan Freedom Shield selama 11 hari pada Kamis, yang dikecam Pyongyang dengan marah sebagai persiapan untuk invasi.
Korea Utara melakukan beberapa peluncuran rudal selama latihan, termasuk uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-17 pekan lalu. Akhir pekan lalu, rezim rahasia mengadakan latihan untuk mempersiapkan serangan balik nuklir, menurut media yang dikelola pemerintah.
- Penulis :
- M Abdan Muflih
