Pantau - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu telah memutuskan melarang sekitar 150 anak Palestina yang menderita sakit maupun cidera untuk berobat ke Uni Emirat Arab (UEA). Keputusan ini dilaporkan media-media Israel pada Minggu (28/7/2024) malam.
Menurut laporan, Netanyahu melarang anak-anak Palestina bepergian ke UEA, yang dijadwalkan berangkat pada Senin (29/7/2024) melalui Pangkalan Udara Ramon di wilayah Naqab.
Organisasi Dokter untuk Hak Asasi Manusia (HAM) telah mengindikasikan bahwa Israel sebelumnya telah beberapa kali menunda dan gagal memenuhi kewajibannya dalam hal ini.
Sementara itu menurut beberapa sumber, penerbangan yang membawa 250 warga Palestina yang membutuhkan pertolongan medis dikabarkan akan lepas landas dari Jalur Gaza menuju UEA pada pekan ini.
Baca juga: Israel Tembaki Rumah Sakit Darurat dan Pengungsian di Gaza, 30 Tewas
Sejumlah sumber di Gaza telah menguatkan pernyataan bahwa jumlah pasien yang membutuhkan perawatan medis setidaknya 100 kali lebih besar dari angka yang disebutkan sebelumnya.
Diperkirakan 25.000 pasien membutuhkan rujukan dan perawatan di luar negeri. Hal ini menunjukkan jumlah total pasien yang membutuhkan perawatan medis setelah meninggalkan Jalur Gaza sejak permusuhan dimulai mencapai 5.000 orang.
Pada Juni lalu, Dokter untuk HAM dan sejumlah organisasi kemanusiaan lainnya mengajukan petisi ke Mahkamah Agung (MA) Israel, meminta agar para pasien dan korban terluka dengan kondisi yang mengancam nyawa diizinkan meninggalkan Jalur Gaza untuk menerima perawatan medis yang diperlukan.
Sumber: WAFA/ANTARA
- Penulis :
- Khalied Malvino
