HOME  ⁄  Internasional

UE Desak Israel Beri Penjelasan Terkait Penyerangan ke UNIFIL di Lebanon

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

UE Desak Israel Beri Penjelasan Terkait Penyerangan ke UNIFIL di Lebanon
Foto: Bendera UE (Getty Images)

Pantau - Uni Eropa (UE) mengecam semua serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon dan meminta penjelasan dari otoritas Israel mengenai serangan yang terjadi pekan lalu terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Hal ini disampaikan oleh kepala kebijakan luar negeri UE, Josep Borrell.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada Minggu malam, Borrell menegaskan bahwa blok negara-negara anggota UE "mengecam semua serangan terhadap misi PBB." Ia menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait insiden serangan yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap UNIFIL, yang mengakibatkan beberapa anggota penjaga perdamaian terluka. Borrell menyebut serangan ini sebagai "pelanggaran berat terhadap hukum internasional" dan "sama sekali tidak dapat diterima."

"Kami sangat menantikan penjelasan dan penyelidikan menyeluruh dari otoritas Israel terkait serangan terhadap UNIFIL, yang memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas di Lebanon Selatan," ungkapnya.

UE juga mendesak semua pihak untuk memastikan keamanan staf UNIFIL, yang terdiri dari anggota dari 16 negara anggota Uni Eropa. Dalam pernyataan tersebut, UE menegaskan kembali seruan untuk segera gencatan senjata di Lebanon dan mendesak semua pihak untuk berkomitmen dalam pelaksanaan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Baca Juga:
UNIFIL Tegaskan Penolakan atas Desakan Israel untuk Menarik Pasukan
 

UNIFIL didirikan pada Maret 1978 untuk memastikan penarikan Israel dari Lebanon dan membantu pemerintah Lebanon memulihkan otoritas di wilayah tersebut. Mandat UNIFIL telah diperluas selama bertahun-tahun, terutama setelah perang Israel pada 2006, untuk memantau gencatan senjata dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan.

Sejak 23 September, Israel telah meningkatkan serangan udara besar-besaran ke Lebanon, menargetkan apa yang mereka klaim sebagai posisi Hizbullah. Serangan ini telah menewaskan sedikitnya 1.437 orang dan melukai lebih dari 4.123 lainnya, serta menyebabkan lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.

Eskalasi serangan ini merupakan bagian dari satu tahun konflik lintas batas antara Israel dan Hizbullah, yang dimulai setelah serangan Israel ke Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.200 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.

Meskipun ada peringatan internasional mengenai potensi perang regional di Timur Tengah akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza dan Lebanon, Israel melanjutkan operasi militernya dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.

Penulis :
Ahmad Ryansyah