
Pantau - Korea Utara pada Jumat mengancam akan menggunakan "senjata militer paling mematikan" sebagai respons terhadap latihan militer gabungan tahunan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Kementerian Pertahanan Korea Utara menyampaikan ancaman ini melalui artikel yang diterbitkan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), sehari setelah kedua sekutu menyelesaikan latihan Freedom Shield selama 11 hari. Latihan tersebut bertujuan memperkuat pertahanan bersama menghadapi ancaman militer dari Pyongyang.
Pihak Korea Utara mengecam latihan tersebut sebagai "provokasi militer," terutama karena melibatkan skenario penghancuran jaringan terowongan bawah tanah rahasia serta penghapusan senjata nuklir.
“Latihan militer ini tidak lebih dari simulasi perang agresi yang bertujuan menyerang dan menduduki Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) secara menyeluruh,” tegas pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Utara.
Baca juga: Peringati Hari Bintang Bersinar, Kim Jong Un Ziarah ke Makam Ayahnya
Klaim Korea Utara
Hukum Korea Utara menetapkan langkah-langkah yang harus diambil untuk menghadapi kekuatan musuh yang dianggap mengancam eksistensi negara. Artikel KCNA menegaskan bahwa angkatan bersenjata memiliki tugas untuk menerapkan hukum tersebut secara ketat.
Semua opsi untuk menahan AS dan Korea Selatan sedang dipertimbangkan, termasuk penggunaan "senjata paling destruktif dan mematikan" jika diperlukan. Korea Utara menegaskan bahwa latihan ini membuktikan sekutu hanya berkhayal dapat mengancam kedaulatan negara yang memiliki senjata nuklir.
Peringatan Keras bagi AS dan Korea Selatan
Kementerian Pertahanan Korea Utara memperingatkan bahwa tindakan militer sekutu dapat menimbulkan konsekuensi serius yang tidak diinginkan.
"Kami dengan tegas memperingatkan militer AS dan Korea Selatan agar segera menghentikan tindakan militer yang tidak bertanggung jawab dan berbahaya," bunyi pernyataan tersebut. Pyongyang menambahkan bahwa latihan militer sekutu hanya akan membawa "konsekuensi bencana" akibat provokasi yang dilakukan terhadap negaranya.
Baca juga: Korea Utara Kecam Trump soal Rencana Pengambilalihan Jalur Gaza
Latihan Gabungan yang Dikecam Pyongyang
Freedom Shield 2024 mencakup latihan gabungan anti-senjata pemusnah massal di Paju, utara Seoul, pada 12 Maret. Skenario tersebut dirancang untuk menetralkan ancaman nuklir, kimia, biologi, dan radioaktif. Selain itu, pada Senin lalu, sekutu juga menggelar latihan pertempuran bawah tanah guna mempersiapkan operasi militer di fasilitas bawah tanah.
Dengan meningkatnya ketegangan ini, situasi di Semenanjung Korea semakin tidak menentu. Ancaman terbaru dari Korea Utara memperlihatkan ketidakpuasan Pyongyang terhadap peningkatan kerja sama pertahanan antara AS dan Korea Selatan.
- Penulis :
- Latisha Asharani