Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Proyek Senilai Rp290 Miliar Belum Mampu Kumpulkan Sampah Plastik di Lautan

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Proyek Senilai Rp290 Miliar Belum Mampu Kumpulkan Sampah Plastik di Lautan

Pantau.com - Sebuah perangkat besar dibuat guna memulai pembersihan sampah lautan di dunia sejauh ini terlihat gagal dalam menanggulangi sampah plastik. Perangkat seperti jaring yang diseret melalui air merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah di lautan.

Proyek USD20 miliar ini telah diluncurkan dua bulan yang lalu untuk mengatasi sampah yang menumpuk di Lautan Pasifik, yang dilaporkan menjadi dua kali lebih besar dari ukuran Texas.

Proyek tersebut merupakan gagasan dari Boyan Slat, dengan organisasi Ocean Cleanup, yang telah membuat berita utama di dunia untuk berani mengambil tindakan nyata untuk mengatasi polusi sampah plastik di lautan. Namun, pada akhir November, Slat menyatakan bahwa perangkat yang diberi nama 001 Wilson tengah menghadapi kesulitan.

"Kami telah mengamati bahwa plastik merupakan sesuatu yang berkumpul, jadi saat ini kita sedang bekerja melihat penyebab dan solusi untuk memperbaiki hal ini," ucapnya.

Baca juga: Mengintip Cahaya Warna-Warni yang Menghiasi Langit Rusia

"Karena ini adalah sistem kami dan merupakan yang pertama pembersihan di lautan, kami akan mempersiapkan diri untuk kejadian yang tak terduga," tambahnya.

Meskipun sistemnya saat ini belum berhasil dioperasikan dalam mengambil sampah plastik. Slat optimis anggota timnya akan memperbaiki hal itu dan menyatakan bahwa tidak ada interaksi dengan kehidupan di bawah laut.

Pada pekan ini, kelompok melaporkan masih melakukan uji coba untuk menentukan mengapa masalah-masalah itu muncul. 

"Ini adalah sebuah tantangan yang tidak kita prediksi dari model skala ataupun prototipe kami. Satu-satunya cara untuk benar-benar melihat bagaimana sistem kami bekerja adalah dengan memasukkannya ke dalam lingkungan yang terdampak, dan percobaan tersebut sebagian besar telah berjalan dengan efektif," ucap Slat, seperti dilansir The Independent, Minggu (23/12/2018).

Sementara itu, jaring dengan panjang 600 meter yang awalnya mengambil atau menyeret sampah plastil, dilihat terlalu lambat dalam menanganinya.

Tim saat ini tengah menghabiskan berminggu-minggu utuk memperbaiki masalah dan berusaha memperluas perangkat sehingga lebih memungkinkan didorong oleh angin dan gelombang, yang bisa bergerak cepat melalui air.

Baca juga: Duh, Sydney Dilanda Hujan Es Batu Berbentuk Kembang Kol

Puluhan ilmuan dan insinyur telah mengahbiskan lima tahun dalam pengujuan ratusan model dan sistem prototipe saat ini. Ocean Cleanup memperkirakan bahwa penggunaan penuh perangkat itu bisa menyingkirkan 50 persen dampah plastik di Lautan Pasifik setiap lima tahun. Namun, beberapa ilmuan telah menyatakan keprihatianan terkait perangkat tersebut, yang memperkirakan bahwa alat tersebut dapat menyebabkan kerusakan di lautan.

Dr. David Shiffman, seorang biologist di antara mereka yang menemukan proyek itu telah melakukan 15 jajak pendapat para ahli yang menyebutkan bahwa penggunaan pembersihan yang dilakuka oleh tim Ocean Cleanup merupakan ide yang baik.

Ia juga telah menemukan mayoritas kekhawatiran oleh ide itu adalah kelemahan dalam desain dan ancaman terhadap kehidupan laut dan jumlah uang yang telah digunakan ke dalam proyek tersebut, serta kesalahpahaman beberapa ahli mengenai masalah plastik di lautan.

Sementara itu, masalah plastik yang terus menumpuk di Lautan Pasifik menjadi masalah yang lebih penting yang harus diatasi bersama-sama.

Penulis :
Noor Pratiwi

Terpopuler