Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Fakta Kebaya Janggan yang Dipakai Dian Sastro di Serial Gadis Kretek

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Fakta Kebaya Janggan yang Dipakai Dian Sastro di Serial Gadis Kretek
Foto: Dian Sastrowardoyo mengenakan Kebaya Janggan. (Instagram)

Pantau - Dalam settingan film serial Gadis Kretek, karakter Jeng Yah yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo terlihat memakai kebaya janggan dalam tiap episode.Bisa jadi, kebaya janggan mungkin belum familiar dibanding kebaya Kartini, kutu baru, bahkan encim. Namun, kebaya janggan dalam Gadis Kretek ini memberikan tampilan elegan ketika dipakai.

Jenis kebaya janggan ini muncul sekitar akhir Perang Diponegoro (1830-an) yang mengadopsi seragam militer Eropa kala itu terlihat pada kerah yang tinggi dan tidak menutup. Biasanya, kebaya ini dikenakan para perempuan keraton ketika berpergian. Saat ini, kebaya yang dikenakan Dian Sastrowardoyo dalam Gadis Kretek menjadi pakaian para abdi dalem Keraton Yogyakarta.  Adapun, bentuk  kebaya ini  tertutup  penuh  dari  sisi  atas  sampai sisi bawah, seperti tertulis internationaljournallabs

Nah, berikut ini fakta menarik lainnya tentang kebaya janggan!

1. Model menyerupai surjan laki-laki

Mengutip dari laman Kraton Yogyakarta, kebaya janggan merupakan baju dengan model menyerupai surjan laki-laki yang dilengkapi kancing hingga menutup leher.

Janggan sendiri berasal dari kata ‘jangga’ berarti leher, yang melukiskan ke-Ilahi-an, keindahan, dan kesucian kaum perempuan keraton dan perempuan Jawa pada umumnya.

2. Warna harus hitam

Warna kain yang digunakan untuk pembuatan kebaya ini juga diwajibkan hitam. Akan tetapi, untuk motif, diperbolehkan polos ataupun bermotif kembang batu, namun tak diperkenankan berbahan brokat.

Sementara itu, warna hitam janggan menggambarkan karakter ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman, juga sifat keputrian yang suci dan bertakwa.

3. Dikenakan abdi dalem Kraton Ngayogyakarta saat acara khusus

Kebaya janggan biasa dikenakan oleh para Abdi Dalem Estri Punakawan Kraton Ngayogyakarta untuk acara khusus, seperti hajad dalem (sungkeman Keraton saat Idul Fitri) atau caos bekti (tanda penghormatan kepada raja). Acara ini termasuk upacara besar di Keraton.
 

Penulis :
Annisa Indri Lestari