Pantau.com - Generasi milenial menjadi salah satu bidikan utama dalam meraup suara pada pemilu 2019 lantaran populasinya yang disebut mencapai lebih dari 50 persen. Menurut Founder sekaligus CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali ada lima cara yang bisa dilakukan para peserta pemilu 2019 dalam berkampanye untuk menarik perhatian para milenial.
"Pertama pakai bahasa praktis. Karena milenial hidup di mana informasi yang begitu deras," kata Hasan dalam diskusi Polemik Trijaya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (20/10/2018).
Baca juga: KPK Tetapkan Adik Zulkifli Hasan Tersangka Pencucian Uang
Ia menambahkan, dengan memakai bahasa praktis bisa membantu para generasi milenial untuk mudah mengerti isi pesan dalam kampanye. Selain itu, cara kedua menurut Hasan, para peserta pemilu dinilai tidak perlu melakukan pencitraan dalam proses kampanyenya. Karena hal tersebut tidak disukaikalangan muda.
"Mereka lebih suka otentisitas," lanjutnya.
Cara ketiga, menurut Hasan, kaum milenial selalu menyukai unsur kebaruan dan dan memiliki kejutan. Seperti yang terjadi saat pembukaan Asian Games 2018 lalu yang menjadi perhatian publik.
"Keempat kampanye harus interaktif. Generasi milenial tidak suka komunikasi satu arah. Karena itu sosial media sangat penting karena memungkinkan para kandidat berintegrasi langsung dengan pemilih," lanjutnya.
Terakhir menurut Hasan, para peserta pemilu juga harus berpikir kreatif, sesuai dengan karakter generasi milenial.
"Mau pakai meme atau videografis. Yang penting konten kampanye sekreatif mungkin hingga milenial suka," lanjutnya.
Baca juga: Dipojokan Soal Divestasi Freeport, TKN Jokowi-Ma'ruf Angkat Bicara
Kendati masa kampanye telah berjalan selama hampir satu bulan, Hasa melihat beberapa para peserta pemilu telah mampu melakukan kampanye yang tepat untuk mendekati kaum milenial. Hanya saja belum terlalu instantif.
"Survei yang kita lakukan isu terbesar milenial paling utama adalah tenaga kerja. Dan yang menarik tentang kewirausahaan. Mereka suka tema kewirausahaan. Cita-cita generasi milenial sekarang bukan lagi jadi pekerja tapi pengusaha
," pungkasnya
- Penulis :
- Nani Suherni
