
Pantau - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyiapkan 10 ribu bibit kedelai unggul untuk meningkatkan produksi nasional, mendukung ketahanan pangan, dan memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
Program 10 Ribu Bibit Kedelai untuk Ketahanan Pangan
Amran mengungkapkan program ini saat Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu.
"Kita mulai uji-coba ini tahun, kalau berhasil kita lanjutkan. Kami minta kemarin, bukan uji-coba sih, 10 ribu (bibit), tapi dikawal," kata Mentan Amran.
Program tersebut merupakan respon terhadap kenaikan harga kedelai impor dari Amerika Serikat (AS) yang membuat pengusaha tempe memperkecil ukuran produknya.
Mentan menegaskan bahwa program ini bukan sekadar uji coba, melainkan harus menghasilkan produktivitas minimal tiga ton per hektare.
Ia menekankan proyek akan dikawal ketat dengan sistem baru dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan penggunaan benih unggul.
Langkah ini diharapkan menjadi solusi konkret bagi pengusaha tempe yang terdampak mahalnya bahan baku impor.
Percepatan Produksi Pangan Nasional
Dalam 100 hari pertamanya menjabat kembali, Amran fokus menangani krisis jagung dan beras, serta kini mempercepat pengembangan kedelai dan komoditas strategis lain seperti gandum.
Amran berharap jika hasil dari program 10 ribu bibit kedelai berhasil, maka akan dilanjutkan menjadi gerakan massal nasional.
Target jangka panjang dari program ini adalah menekan ketergantungan terhadap impor kedelai secara bertahap.
Ia juga menyampaikan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto telah menginstruksikan percepatan produksi pangan nasional, termasuk kedelai dan gandum.
Produksi pangan dipercepat melalui langkah konkret dan sistem pertanian modern berbasis hasil.
Lokasi pengembangan 10 ribu bibit kedelai belum dirinci, namun Mentan memastikan akan ada pengawasan ketat terhadap pelaksanaannya.
"Saya katakan bukan uji-coba 10 ribu (bibit kedelai). Dan harus produksi, jangan di bawah tiga ton per hektare. Kalau itu oke, kita jadikan gerakan massal," imbuh Mentan.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga kedelai biji kering impor di tingkat konsumen mencapai Rp10.773 per kilogram per 26 April 2025, sedikit naik dari Rp10.766 per kilogram sehari sebelumnya.
- Penulis :
- Arian Mesa