
Pantau - Rima Ayadi dari Prancis dan Elif Nur Turhan dari Turki, dua petinju putri dengan rekor sempurna, akan saling berhadapan dalam pertarungan memperebutkan gelar juara dunia kelas bulu super putri interim versi World Boxing Association (WBA) pada 28 Agustus 2025 di Enghien, Prancis.
Kontras Gaya Bertarung Jadi Daya Tarik Utama
WBA menyebut laga ini sebagai pertarungan antara dua gaya bertarung yang sangat berbeda, menjanjikan duel strategis sekaligus eksplosif.
Rima Ayadi dikenal sebagai petinju teknis yang mengandalkan jab dan gerakan lateral untuk mengendalikan ritme dan jarak pertarungan.
Ayadi berusia 36 tahun dan berasal dari Les Meraux, Prancis, dengan rekor sempurna 11 kemenangan tanpa kekalahan, termasuk satu kemenangan melalui KO.
Ia membangun reputasi lewat kecerdasan bertarung, konsistensi, serta kemampuan membaca lawan.
Meski bukan petinju pemukul keras, presisi dan kecepatan pukulan Ayadi membuatnya dominan dalam laga-laga jarak jauh.
Kemenangan angka atas dua mantan juara dunia, Victoria Noelia Bustos dan Licia Boudersa, telah mengukuhkan posisinya sebagai petarung kelas bulu super putri terbaik di Prancis.
Turhan Andalkan Kekuatan dan Agresivitas
Di sudut lain, Elif Nur Turhan, petinju asal Turki berusia 30 tahun, membawa rekor impresif 10 kemenangan tanpa kekalahan, dengan enam di antaranya diraih melalui kemenangan KO.
Turhan dikenal memiliki gaya bertarung agresif dan kekuatan pukulan di kedua tangan yang berbahaya.
Ia cenderung menutup jarak, memaksa pertukaran serangan, dan melontarkan kombinasi cepat untuk menekan lawan.
Dalam pertandingan terakhirnya, Turhan mencetak kemenangan TKO di ronde pertama atas petinju Irlandia, Shauna Browne, memperlihatkan insting kuat untuk menyelesaikan laga lebih awal.
WBA menyatakan bahwa pertarungan ini akan menguji strategi Ayadi dalam menjaga jarak melawan agresivitas Turhan yang ingin memaksa pertukaran pukulan sejak awal.
- Penulis :
- Aditya Yohan