
Pantau - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengantisipasi risiko banjir dan tanah longsor yang meningkat akibat cuaca ekstrem di penghujung tahun.
Yuke menekankan pentingnya perbaikan saluran air yang kerap menjadi penyebab banjir, serta perhatian khusus terhadap potensi tanah longsor di sejumlah wilayah rawan.
Penekanan DPRD Terhadap Pencegahan Dini
Ia juga menyoroti kondisi pohon-pohon besar di Jakarta yang rawan tumbang akibat hujan disertai angin kencang, dan menyarankan agar Dinas Pertamanan melakukan penopingan secara rutin.
Selain itu, Pemprov DKI diminta melakukan langkah mitigasi banjir untuk menekan jumlah warga terdampak, sebab evakuasi seringkali terhambat karena banjir datang mendadak dan meluas.
Menurut Yuke, meski koordinasi lintas instansi sudah berjalan cukup profesional, tetap diperlukan peningkatan.
Ia menegaskan perlunya pengerukan kali, pengecekan saluran, turap, tanggul, dan jembatan dalam menghadapi peningkatan debit air dari hulu.
“Antisipasi harus dilakukan sejak dini agar Pemprov DKI siap menghadapi dampak musim hujan akhir tahun 2025,” ujarnya.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta juga diminta aktif mengecek titik-titik genangan yang mulai muncul.
Yuke mengingatkan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke saluran air, karena dapat menyumbat aliran saat hujan deras.
Ia mempertanyakan apakah penanganan banjir sudah masuk dalam rencana jangka pendek dan menengah, dan sejauh mana pembenahan yang dilakukan berdampak nyata.
Evaluasi menyeluruh pun dinilai penting sebagai bahan perbaikan ke depan.
“Penyelesaian banjir tidak bisa setengah-setengah, harus menyeluruh,” tegasnya.
Yuke mencontohkan penanganan Sungai Ciliwung yang harus tuntas bersamaan dengan 12 sungai lainnya di Jakarta.
Menurutnya, jika seluruh upaya itu dilakukan secara komprehensif, banjir bisa berkurang bahkan tidak terjadi lagi.
Namun, jika masih dilakukan secara parsial, maka genangan akan terus muncul tiap musim hujan.
Yuke menyadari bahwa penyelesaian banjir membutuhkan anggaran besar serta komitmen dari seluruh gubernur DKI Jakarta, tidak cukup hanya oleh satu atau dua pemimpin.
Ia menekankan pentingnya menjalankan blue print pengendalian banjir secara konsisten dan berkelanjutan.
Respons Gubernur Jakarta
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyatakan bahwa penanganan banjir di Jakarta berlangsung lebih cepat dibanding daerah sekitarnya.
"Mohon maaf, bukan apa-apa, kalau dibandingkan dengan daerah-daerah sekitar, Jakarta pasti lebih cepat penanganannya, dan kemarin relatif cepat penanganannya," ujar Pramono pada Kamis (30/10) di Penjaringan, Jakarta Utara.
Ia mengakui bahwa genangan air memang masih terjadi, terlebih beberapa hari terakhir Jakarta terus diguyur hujan.
Pramono menyatakan bahwa ia telah memerintahkan Dinas SDA DKI untuk menyiagakan seluruh pompa air milik Pemprov DKI.
“Seperti yang saya janjikan berulang kali, kemarin sebelum hujan, semua air saya minta untuk dipompa. Jadi, sumber daya air sekarang ini 600 pompa yang kemarin dipersiapkan,” ungkap Pramono.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti









