Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KAI Jadikan China Acuan Utama, Percepat Pengembangan Jaringan Kereta Nasional Sesuai Arahan Presiden

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

KAI Jadikan China Acuan Utama, Percepat Pengembangan Jaringan Kereta Nasional Sesuai Arahan Presiden
Foto: (Sumber: Kiri ke kanan - Direktur Portofolio Management dan Teknologi Informasi PT KAI I Gede Darmayusa, Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin dan Penasihat Komunikasi PT KAI Yudhistira AS di Stasiun Beijing Selatan, China, Rabu (12/11/2025). ANTARA/Desca Lidya Natalia/aa.)

Pantau - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menetapkan China sebagai model utama dalam pengembangan jaringan perkeretaapian nasional, mengingat kemajuan sistem, operasi, jaringan, dan industri kereta negara tersebut yang dinilai terbaik di dunia.

Direktur KAI Bobby Rasyidin menyatakan bahwa kunjungan ke China bertujuan untuk mempercepat pengembangan kereta penumpang dan logistik di Indonesia melalui kemitraan dan pembelajaran langsung dari negara tersebut.

"Tujuan kunjungan ke China ini adalah untuk belajar, bermitra, dan mempercepat pengembangan jaringan kereta penumpang maupun logistik di Indonesia," ungkapnya.

Kunjungan dilakukan bersama Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Dirjen Perkeretaapian Allan Tandiono, serta sejumlah pejabat lainnya ke Beijing, Qingdao, dan beberapa kota besar lainnya.

"China saat ini nomor satu di dunia dalam hal sistem, operasi, jaringan, dan industri kereta. Kondisi geografis dan demografis Indonesia mirip dengan China, sehingga kami melihat penting untuk belajar langsung dari mereka," tambahnya.

Perluasan Jaringan Sesuai Arahan Presiden

Kunjungan ini merupakan bagian dari langkah percepatan pengembangan sistem perkeretaapian nasional sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan saat peresmian Stasiun Tanah Abang pada 4 November 2025.

Dalam arahannya, Presiden meminta KAI menambah 30 titik rel dan rangkaian kereta baru dalam satu tahun serta memperluas jalur hingga ke luar Pulau Jawa.

Penguatan jaringan akan difokuskan di wilayah Jawa melalui peremajaan sarana, peningkatan layanan KRL, serta pengembangan jaringan kereta logistik di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.

"Presiden meminta jaringan logistik juga dikembangkan di Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Di China, panjang rel mencapai 120 ribu kilometer, sementara di Indonesia baru sekitar 7 ribu kilometer," jelas Bobby.

Targetkan Lompatan Besar Layanan Kereta Nasional

KAI berharap kunjungan ini menghasilkan kesepahaman strategis dengan pemerintah, industri, dan investor di China untuk mendukung akselerasi pembangunan.

"Mereka mampu mengangkut ratusan juta penumpang setiap hari, sedangkan kami di Jabodetabek baru 1,1 juta. Karena itu, kami harus berani melakukan lompatan besar," ia menegaskan.

Tujuan dari pengembangan jaringan kereta ini adalah memperkuat angkutan logistik nasional sekaligus meningkatkan jumlah penumpang tahunan yang saat ini telah mencapai 486 juta orang.

Penulis :
Aditya Yohan