
Pantau - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengimbau masyarakat agar lebih peka terhadap kesehatan mental anak didik demi menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.
Imbauan tersebut disampaikan Gibran dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting 2025 di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Gibran merespons insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menyebabkan puluhan siswa menjadi korban luka.
"Saya titip, untuk kita semua saling menjaga, saling peka, dan juga saling mengingatkan agar kejadian-kejadian yang terjadi kemarin di salah satu SMA di Jakarta tidak terulang kembali," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa perhatian terhadap anak tidak cukup hanya pada aspek gizi dan kesehatan fisik, melainkan juga harus mencakup kesehatan mental dan lingkungan sosial yang mendukung.
"Sekolah itu harus menjadi tempat yang aman, nyaman bagi anak-anak kita, tempat yang bebas dari perundungan," ia mengungkapkan.
Gibran mengajak seluruh pihak, termasuk guru, orang tua, dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan psikologis anak dan menciptakan iklim belajar yang positif.
Ia menambahkan bahwa membentuk generasi sehat dan berkarakter tidak dapat dilepaskan dari suasana belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.
Gibran berharap seluruh sekolah di Indonesia dapat menjadi ruang aman bagi siswa untuk belajar, berinteraksi, dan berkembang secara fisik maupun mental.
Kronologi Ledakan di SMAN 72 Jakarta
Insiden ledakan terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat, 7 November 2025 sekitar pukul 12.15 WIB.
Ledakan pertama terdengar saat khotbah Jumat sedang berlangsung, kemudian disusul ledakan kedua dari arah berbeda yang menimbulkan kepanikan di sekolah.
Akibat peristiwa tersebut, puluhan siswa mengalami luka bakar dan cedera akibat serpihan benda yang terlempar dari titik ledakan.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa penyelidikan awal mengindikasikan pelaku diduga merupakan salah satu siswa di sekolah tersebut.
Informasi yang dihimpun mengungkapkan bahwa pelaku sebelumnya mengalami tindakan perundungan di lingkungan sekolah.
Kejadian ini memicu keprihatinan publik dan mendorong berbagai pihak untuk meninjau kembali sistem perlindungan siswa di institusi pendidikan.
- Penulis :
- Shila Glorya







