
Pantau - Ketua DPR RI Puan Maharani menyerukan pentingnya kerja sama internasional dalam tata kelola artificial intelligence (AI) yang berpusat pada manusia, inklusif, dan adil bagi negara berkembang dalam Forum Konsultasi Ketua Parlemen MIKTA ke-11 yang digelar di Seoul, Korea Selatan.
AI Diakui Sebagai Teknologi Strategis
Puan menyampaikan bahwa Indonesia mengakui AI sebagai teknologi strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masa depan, meskipun memiliki permintaan energi yang tinggi.
"AI dapat berkontribusi langsung pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan," ungkapnya.
Menurutnya, peluang AI untuk mempercepat pembangunan sangat besar, namun teknologi ini juga membawa ancaman dalam bentuk kesenjangan teknologi antara negara kaya dan miskin.
Ia menekankan bahwa penggunaan AI telah mulai memasuki ranah kerja parlemen, sehingga akuntabilitas atas penggunaan teknologi tersebut harus tetap berada di tangan manusia yang dipilih secara demokratis.
Seruan untuk Keadilan, Inklusi, dan Ketahanan
Dalam forum tersebut, Puan mendorong parlemen negara-negara MIKTA untuk menjamin akuntabilitas dalam penggunaan AI.
Parlemen diminta untuk menetapkan batasan yang jelas terhadap data yang dikumpulkan, digunakan, dan dikelola.
"Kita juga harus mempertahankan inklusi digital agar AI tidak menjadi hak istimewa segelintir negara dan segelintir kelas sosial," ia mengungkapkan.
Puan juga menyoroti dampak perubahan iklim dan tekanan terhadap sistem energi, serta peran AI dalam membentuk ekonomi masyarakat secara langsung.
Menurutnya, transisi menuju energi bersih harus mengedepankan prinsip keadilan, ketahanan, dan martabat.
"Transisi menuju energi yang lebih bersih harus memberikan keadilan, ketahanan, dan martabat. AI harus dikelola dengan cara yang memberdayakan masyarakat. Dan manfaatnya harus dibagi, bukan dipusatkan," tegasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya







