Pemprov Maluku Catat 556 Kasus Baru HIV/AIDS pada 2025, Prioritaskan Penanggulangan dan Edukasi

Pantau - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mencatatkan 556 kasus baru HIV/AIDS selama periode Januari hingga November 2025, dengan sebaran terbanyak ditemukan di Kota Ambon, yang mencatat 259 kasus baru.

Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, menyampaikan bahwa setiap bulan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku menerima rata-rata 45 laporan kasus baru, atau lebih dari satu kasus per hari.

Total Kasus HIV/AIDS di Maluku Hingga Akhir 2025

Sejak pertama kali HIV ditemukan di Maluku pada tahun 1994, jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS hingga akhir 2025 diperkirakan mencapai 9.955 kasus, terdiri dari 8.243 kasus HIV dan 1.712 kasus AIDS.

Penularan HIV/AIDS kini telah meluas, tidak hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi, tetapi juga mulai menyebar ke keluarga, ibu rumah tangga, dan anak-anak.

Kasus pada Kelompok Usia Produktif dan Sebaran di Daerah Lain

Sebanyak 77% dari total kasus HIV/AIDS terjadi pada kelompok usia produktif 15-39 tahun, yang berpotensi menjadi ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia dan berisiko menimbulkan "lost generation".

Selain Kota Ambon, kasus baru juga ditemukan di beberapa daerah lainnya, seperti:

• Kepulauan Tanimbar (57 kasus)
• Maluku Tengah (52 kasus)
• Kepulauan Aru (43 kasus)
• Maluku Tenggara (34 kasus)

Prioritas Pemprov Maluku dalam Penanggulangan HIV/AIDS

Pemprov Maluku telah menetapkan beberapa prioritas dalam penanggulangan HIV/AIDS, antara lain:

• Penguatan komitmen daerah menuju eliminasi HIV/AIDS 2030
• Meningkatkan edukasi untuk menghilangkan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
• Optimalisasi peran komunitas dan organisasi kunci dalam pendampingan dan penjangkauan

Wakil Gubernur Abdullah Vanath juga mendorong peningkatan layanan kesehatan berbasis gugus pulau serta pembentukan sekretariat atau tim penanggulangan HIV/AIDS di seluruh kabupaten/kota.

Apresiasi untuk Semua Pihak yang Terlibat

Pemprov Maluku memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan HIV/AIDS di wilayah tersebut, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan ini.