Pantau - Sejumlah warga korban banjir di Kecamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, terpaksa mengungsi ke Masjid Jamik Al Istiqamah di Gampong Ulee Tutue karena rumah mereka tertimbun lumpur dan belum bisa ditempati.
Kondisi Pengungsi Memprihatinkan
Para pengungsi berasal dari Desa Lhoknga, Blang Panjoe, dan Tingkeum Manyang.
Saat ini mereka sangat membutuhkan layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan balita.
"Pengungsi di masjid ini membutuhkan layanan kesehatan. Sejumlah pengungsi, terutama lanjut usia dan balita mulai sakit," ungkap Saiful Amri, Keuchik Lhoknga, Kecamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen.
Masjid yang digunakan sebagai tempat pengungsian tidak memiliki dinding sehingga kondisi para pengungsi sangat terbuka dan rentan terhadap cuaca.
Di belakang masjid, dapur umum didirikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Namun, pengungsi tidak memiliki akses terhadap air bersih karena aliran listrik yang padam menghambat distribusi air.
"Selain kesehatan, juga ada kebutuhan balita seperti susu dan lainnya. Bantuan untuk balita hingga kini masih minim. Kami berharap segera mendapatkan bantuan untuk balita tersebut," tambah Saiful.
Selain kebutuhan medis dan perlengkapan bayi, logistik berupa makanan pokok seperti beras juga menjadi kebutuhan mendesak.
Air bersih juga dibutuhkan untuk keperluan mandi, mencuci, dan sanitasi dasar (MCK).
Rumah Tertimbun Lumpur, Belum Bisa Pulang
Sebagian besar pengungsi belum dapat kembali ke rumah karena kediaman mereka tertimbun lumpur akibat banjir.
Tebal lumpur yang menutupi rumah warga mencapai setinggi pinggang orang dewasa.
"Hampir semua rumah warga yang mengungsi di masjid ini tertimbun material banjir, sehingga belum bisa pulang. Kami berharap bantuan pemerintah membersihkan lumpur yang masih tertimbun," ungkap Nur, seorang pengungsi lanjut usia.
Pengungsi berharap pemerintah segera mengirim bantuan, khususnya untuk membersihkan material lumpur dan memenuhi kebutuhan dasar selama masa pengungsian.
- Penulis :
- Shila Glorya
