
Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan hasil analisis terbaru terkait gempa bumi bermagnitudo (M) 4,9 yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung dan Garut. Gempa ini menjadi yang terbesar akibat pergerakan Sesar Garut Selatan (Garsela).
"Gempa yang terjadi di Kabupaten Bandung dan Garut dengan magnitudo M 4,9 adalah yang terbesar sejauh ini yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Garsela," ujar Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dalam keterangan resminya pada Jumat (20/9/2024).
Gempa yang terjadi pada Rabu (18/9) pagi tersebut dipastikan berasal dari aktivitas Sesar Garsela berdasarkan sejumlah data analisis. Daryono menjelaskan bahwa sumber gempa menunjukkan pola pergerakan sesar yang berorientasi timur laut hingga barat daya, sejalan dengan jalur Sesar Garsela.
Baca Juga:
Balita Tewas usai Gempa M 4,9 di Kabupaten Bandung
"Analisis ulang menggunakan data gempa susulan yang lebih banyak serta relokasi hiposenter menunjukkan dengan jelas bahwa gempa ini terkait dengan pergerakan Sesar Garut Selatan," lanjutnya.
Gempa dengan magnitudo 4,9 ini tergolong gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dan dipicu oleh pergerakan sesar geser mengiri (sinistral strike-slip). BMKG juga mencatat adanya 33 kali gempa susulan hingga pagi ini, dengan magnitudo terbesar M 3,5 dan terkecil M 1,2.
Daryono menambahkan bahwa Sesar Garsela merupakan zona deformasi yang luas dan memiliki banyak segmen sesar aktif. Data kegempaan jangka panjang BMKG menunjukkan bahwa wilayah ini merupakan salah satu zona paling aktif di Pulau Jawa.
"Gempa-gempa sebelumnya yang juga dipicu oleh aktivitas Sesar Garsela termasuk gempa M 4,2 pada 6 November 2016 dan gempa M 3,9 pada 18 Juli 2017, yang menyebabkan kerusakan di Pangalengan dan Kamojang," tambahnya.
Zona Sesar Garsela terus dipantau karena potensi aktivitas kegempaan yang signifikan di masa mendatang.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah