Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kronologi Diskusi Diaspora Diobrak-abrik Perusuh Bayaran

Oleh Ayuningtyas
SHARE   :

Kronologi Diskusi Diaspora Diobrak-abrik Perusuh Bayaran
Foto: Diskusi kebangsaan yang digelar para diaspora Indonesia diobrak-abrik sejumlah orang yang diduga preman bayaran. (Istimewa)

Pantau - Diskusi kebangsaan yang digelar para diaspora Indonesia diobrak-abrik sejumlah orang yang diduga preman bayaran.

Diskusi yang dihadiri juga oleh akademisi dan tokoh nasional ini diobrak-abrik sebelum acara sempat dimulai.

Baca Juga: Viral! Acara Diskusi Diacak-Acak Preman, Din Syamsuddin Kecam Keras Tindakan Anarkis

Sejak pukul 09.00 WIB, puluhan perusuh sudah berorasi di depan hotel dan menuntut diskusi dibubarkan. Sekitar pukul 10.00 WIB, mereka masuk ke ruang ballroom tempat diskusi akan berlangsung. Mereka lalu berteriak mengancam supaya acara dibubarkan sambil mencabut backdrop dan banner lainnya, merusak layar infokus, kursi, mikrofon, kamera, dan lainnya.

Acara yang digagas warga Indonesia yang tersebar di lima benua Forum Tanah Air (FTA) ini seharusnya akan berbagi pikiran jelang peralihan kepemimpinan nasional bulan ini. FTA sendiri adalah forum pikiran dan diskusi politik kebangsaan yang merdeka dan tidak terafiliasi pada partai, LSM, dan  tokoh tertentu. Forum diaspora ini berpusat di New York, AS.

"Ini sangat memalukan sekali. Kondisi ini  jauh lebih buruk dari Orde Baru, kita mundur 40 tahun ke belakang. Sepertinya mereka bermaksud untuk memberikan shock therapy, tapi mereka salah memilih tempat dan salah sasaran," ujar Chairman FTA, Tata Kesantra, dalam konperensi pers di Hotel Grand Kemang Jakarta Selatan, Sabtu siang (28/9/2024).

Dia pun menyayangkannya perusuh dapat masuk ke lokasi acara yang ada di dalam hotel. Semestinya, kata dia, polisi yang berada di sekitar tempat acara bisa mencegah aksi anarkis ini.

Tata mengaku terkejut dengan kejadian anarkis ini. “Selama 25 tahun tinggal di Amerika dan sejak pagi saya sudah tahu ada yang demo di depan hotel dan kita biarkan, karena kita juga punya hak berkumpul dan berserikat seperti halnya pendemo. Dan pejabat polisi menjamin bahwa pendemo tidak akan masuk, namun ternyata 5 menit kemudian mereka masuk dan merusak secara brutal properti FTA yang ada. Tamu dan peserta yang hadir disini adalah orang-orang yang peduli dengan bangsa ini,” tutur Tata. 

Para tokoh yang hadir tetap tenang dan tidak terpancing aksi perusuh. Mereka juga menyayangkan, jelang peralihan kekuasaan, justru dinodai dengan peristiwa yang merusak proses demokrasi.

Tokoh nasional yang hadir itu adalah Prof Din Syamsuddin, sejarahwan Dr Batara Hutagalung, mantan Danjen Kopassus Mayjen (Purn) Soenarko, Brigjen (Purn) Hidayat Poernomo, Dr Said Didu, mantan Menag dan Wakil Panglima TNI Jend (purn) Fachrurozi, Dr Refli Harun, Dr Syafril Sofyan, Dr Abraham Samad, Prof Chusnul Mar’iyah, Dr Rizal Fadhilah (tokoh Jabar), advokat Aziz Januar SH, serta Merry, S.Ag.  

"Ini kejahatan demokrasi dan anarkisme. Ini menganggu kehidupan kebangsaan kita. Polisi tidak berfungsi sebagai pelindung dan pengayom rakyat, mereka diam saja. Saya protes keras terhadap polisi yang berdiam diri pada spanduk pendemo, mereka tulis Din Syamsuddin pemecah belah rakyat, padahal saya adalah tokoh pemersatu bangsa," kata intelektual muslim Din Syamsuddin.

Baca Juga: 7 Cara Diskusi yang Baik dan Efektif untuk Mencapai Kesepakatan

Penulis :
Ayuningtyas
Editor :
Firdha Riris