Pantau - Juventus secara resmi mengajukan banding terkait hukuman pengurangan 15 poin, yang diajukan oleh Pengadilan Banding FIGC pada Januari lalu.
Dilansir dari Football Italia, Juventus telah mengajukan banding ke CONI, setelah diberikan hukuman pengurangan poin pada akhir Januari 2023.
Si Nyonya Tua memiliki tenggat 30 hari untuk mengajukan banding, yang akhirnya ditempuh klub asal Turin itu pada Selasa (28/2/2023) waktu setempat.
Pengurangan 15 poin ini dijatuhkan untuk Juventus lantaran adanya nilai transfer yang digelembungkan secara artifisial.
La Vecchia Signora sebetulnya telah dibebaskan dari tuduhan pada April 2022, tapi bukti baru mengungkap bahwa penyelidikan kriminal oleh jaksa Turin ke sidang terbaru Pengadilan Banding FIGC.
Jika menang dalam banding, Juventus bisa kembali masuk ke posisi empat besar di klasemen Liga Italia. Sejauh ini Si Nyonya Tua ada di urutan ketujuh dengan 35 poin.
Meski begitu, Juventus masih berada dalam bayang-bayang ancaman hukuman tambahan. Jaksa FIGC meminta pengurangan 20 poin untuk Juventus terkait dengan masalah gaji yang kontroversial selama pandemi COVID-19.
Dilansir dari Football Italia, Juventus telah mengajukan banding ke CONI, setelah diberikan hukuman pengurangan poin pada akhir Januari 2023.
Si Nyonya Tua memiliki tenggat 30 hari untuk mengajukan banding, yang akhirnya ditempuh klub asal Turin itu pada Selasa (28/2/2023) waktu setempat.
Pengurangan 15 poin ini dijatuhkan untuk Juventus lantaran adanya nilai transfer yang digelembungkan secara artifisial.
La Vecchia Signora sebetulnya telah dibebaskan dari tuduhan pada April 2022, tapi bukti baru mengungkap bahwa penyelidikan kriminal oleh jaksa Turin ke sidang terbaru Pengadilan Banding FIGC.
Jika menang dalam banding, Juventus bisa kembali masuk ke posisi empat besar di klasemen Liga Italia. Sejauh ini Si Nyonya Tua ada di urutan ketujuh dengan 35 poin.
Meski begitu, Juventus masih berada dalam bayang-bayang ancaman hukuman tambahan. Jaksa FIGC meminta pengurangan 20 poin untuk Juventus terkait dengan masalah gaji yang kontroversial selama pandemi COVID-19.
- Penulis :
- Aditya Andreas
