
Pantau.com - UK Health Security Agency (UKHSA) telah memperingatkan 'pria gay dan biseksual' untuk waspada terhadap ruam atau lesi yang tidak biasa dan segera hubungi dokter jika menderita kasus seperti itu.
Melansir dari hindustantimes.com, Jumat (20/5), peringatan itu muncul setelah Inggris melaporkan kasus cacar monyet kesembilannya sejak 6 Mei 2022. UKHSA juga menyebut bahwa kasus-kasus baru-baru ini terjadi terutama di komunitas gay dan biseksual, atau laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL).
"Virus tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang, tetapi karena sebagian besar kasus baru-baru ini berasal dari komunitas gay, biseksual dan LSL, dan ketika virus menyebar melalui kontak dekat, kami menyarankan kelompok-kelompok ini untuk waspada terhadap ruam atau luka yang tidak biasa pada bagian tubuh mereka, terutama pada alat kelamin mereka," kata Badan kesehatan masyarakat Inggris.
Cacar monyet sebelumnya tidak digambarkan sebagai infeksi menular seksual, meskipun dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seks. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak dekat dengan orang yang menderita cacar monyet atau kontak dengan pakaian atau kain yang digunakan oleh orang yang menderita cacar monyet.
Menyebutnya 'langka dan tidak biasa', Dr Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis UKHSA mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki sumber infeksi ini karena khawatir akan terjadi penularan di masyarakat.
"Kami secara khusus mendesak pria gay dan biseksual untuk waspada terhadap ruam atau lesi yang tidak biasa dan segera menghubungi layanan kesehatan seksual," kata Dr Hopkins dalam pernyataan UKHSA, Kamis (19/5).
Para pasien dilaporkan telah dirawat di unit spesialis penyakit menular di rumah sakit di Newcastle dan London.
Kekhawatiran atas infeksi yang menyebar melalui kontak seksual juga ditandai dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang minggu ini mengatakan bahwa pihaknya melihat penularan di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, kata Ibrahima Soce Fall, asisten direktur jenderal untuk tanggap darurat di WHO.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah menyuarakan keprihatinan serupa.
Penyakit ini pertama kali tercatat di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an, dan sebagian besar terjadi di Afrika Barat dan Tengah. Mirip dengan cacar manusia, tetapi lebih ringan, gejalanya termasuk demam, sakit kepala, dan ruam kulit yang dimulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Pasien biasanya sembuh dalam beberapa minggu.
Melansir dari Al Jazeera, Jumat (20/5), pejabat kesehatan di NSW telah mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengelola setiap potensi kasus cacar monyet, termasuk peringatan klinis kepada dokter dan rumah sakit di seluruh negara bagian, kata Kepala Petugas Kesehatan NSW Kerry Chant.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mencatat pada hari Rabu (18/5), bahwa siapa pun “dapat menyebarkan cacar monyet melalui kontak dengan cairan tubuh, luka cacar monyet, atau barang-barang yang digunakan bersama (seperti pakaian dan tempat tidur) yang telah terkontaminasi dengan cairan atau luka orang yang terkena cacar monyet, ” menambahkan bahwa disinfektan rumah tangga dapat membunuh virus tersebut.
Melansir dari hindustantimes.com, Jumat (20/5), peringatan itu muncul setelah Inggris melaporkan kasus cacar monyet kesembilannya sejak 6 Mei 2022. UKHSA juga menyebut bahwa kasus-kasus baru-baru ini terjadi terutama di komunitas gay dan biseksual, atau laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL).
"Virus tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang, tetapi karena sebagian besar kasus baru-baru ini berasal dari komunitas gay, biseksual dan LSL, dan ketika virus menyebar melalui kontak dekat, kami menyarankan kelompok-kelompok ini untuk waspada terhadap ruam atau luka yang tidak biasa pada bagian tubuh mereka, terutama pada alat kelamin mereka," kata Badan kesehatan masyarakat Inggris.
Cacar monyet sebelumnya tidak digambarkan sebagai infeksi menular seksual, meskipun dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seks. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui kontak dekat dengan orang yang menderita cacar monyet atau kontak dengan pakaian atau kain yang digunakan oleh orang yang menderita cacar monyet.
Menyebutnya 'langka dan tidak biasa', Dr Susan Hopkins, Kepala Penasihat Medis UKHSA mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki sumber infeksi ini karena khawatir akan terjadi penularan di masyarakat.
"Kami secara khusus mendesak pria gay dan biseksual untuk waspada terhadap ruam atau lesi yang tidak biasa dan segera menghubungi layanan kesehatan seksual," kata Dr Hopkins dalam pernyataan UKHSA, Kamis (19/5).
Para pasien dilaporkan telah dirawat di unit spesialis penyakit menular di rumah sakit di Newcastle dan London.
Kekhawatiran atas infeksi yang menyebar melalui kontak seksual juga ditandai dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang minggu ini mengatakan bahwa pihaknya melihat penularan di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, kata Ibrahima Soce Fall, asisten direktur jenderal untuk tanggap darurat di WHO.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah menyuarakan keprihatinan serupa.
Penyakit ini pertama kali tercatat di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an, dan sebagian besar terjadi di Afrika Barat dan Tengah. Mirip dengan cacar manusia, tetapi lebih ringan, gejalanya termasuk demam, sakit kepala, dan ruam kulit yang dimulai di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Pasien biasanya sembuh dalam beberapa minggu.
Melansir dari Al Jazeera, Jumat (20/5), pejabat kesehatan di NSW telah mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengelola setiap potensi kasus cacar monyet, termasuk peringatan klinis kepada dokter dan rumah sakit di seluruh negara bagian, kata Kepala Petugas Kesehatan NSW Kerry Chant.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mencatat pada hari Rabu (18/5), bahwa siapa pun “dapat menyebarkan cacar monyet melalui kontak dengan cairan tubuh, luka cacar monyet, atau barang-barang yang digunakan bersama (seperti pakaian dan tempat tidur) yang telah terkontaminasi dengan cairan atau luka orang yang terkena cacar monyet, ” menambahkan bahwa disinfektan rumah tangga dapat membunuh virus tersebut.
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani
