
Pantau.com - Diakui hidup di kota besar sangat sulit untuk berolahraga karena kesibukan. Namun di balik itu, ternyata kita bisa menyiasatinya dengan menyisipkan aktivitas yang sebanding dengan berolahraga seperti berjalan, jalan cepat, dan lari saat berangkat ataupun pulang dari kantor.
Disebutkan Spesialis Olahraga Dr. Andi Kurniawan, Sp.KO, dengan minimal 30 menit berjalan cepat sudah memenuhi kebutuhan olahraga dalam sehari. Tapi tahukah Anda bagaimana cara membedakan berjalan, jalan cepat, dan berlari?
1. Berjalan
Menurut Dr. Andi, selama seseorang masih dapat bernyanyi sesuai nada dan alunannya saat berjalan, maka dikatakan itu bukan olahraga dan hanya sekedar berjalan.
Baca juga: Apa Jadinya Jika Berolahraga Lebih dari 60 Menit?
"Kalau kita jalan santai di mall itu mungkin belum (jalan cepat), karena denyut jantungnya enggak naik dan pernafasan enggak naik. Tapi kalau misalkan jalan cepat itu pasti akan meningkatkan jantungnya. Jadi itu termasuk olahraga," ujar Dr. Andi beberapa waktu lalu di Jakarta.
2. Jalan cepat
Aktivitas ini diartikan sebagai olaharaga karena terjadinya peningkatan intensitas detak jantung dan pernafasan. Jalan cepat juga termasuk exercise yang baik untuk kesehatan. Jika saat berjalan seseorang sudah tidak dapat bernyanyi, maka ia sudah masuk kategori berjalan cepat.
Baca juga: Kapan Waktu yang Paling Tepat untuk Berolahraga?
"Kalau kita enggak bisa nyanyi tapi bisa ngomong itu artinya intensitas sedang (berjalan cepat), itu denyut nadinya sudah meningkat. Jadi kalau misalnya naik MRT, kayak misalnya pengin bisa ngejar MRT itu pasti termasuk olahraga yang sangat bagus buat kita," paparnya.
3. Berlari
Berlari sudah pasti dikatakan olahraga karena peningkatan intensitas pacu jantung dan pernapasan yang sangat tinggi. Lebih tinggi dari berjalan cepat, pada kategori ini orang sudah tidak dapat berbicara. Jikapun berbicara, ia sudah sangat lelah.
"Tapi kalau kita sudah enggak bisa ngomong lagi, itu namanya intensitas tinggi, itu sudah lari. Jadi kalau lari kan kita ngomong, ngos-ngosan kalau ngomong," tutupnya.
- Penulis :
- Rifeni
