
Pantau.com - Kalau kita mendengar nama Sophia pasti kita membayangkan wanita berparas cantik dan menawan. Tapi Sophia yang satu ini meskipun cantik, ia merupakan sebuah robot humanoid yang digunakan sebagai model pakaian. Sophia yang dibuat oleh perusahaan Hanson Robotics Hong Kong dua tahun lalu ini, membuat kehebohan di dunia mode, sebab wajah cantiknya sudah mengisi halaman depan sebuah majalah mode terkenal di Inggris.
Baca juga: Terkuak ini alasan Justin Bieber absen lagi di Grammy Awards 2018
Tampilan futuristik Sophia bagi pembaca majalah itu mendapatkan berbagai tanggapan positif, namun ada juga yang berpendapat bahwa robot Sophia ini menakutkan. Dengan gaya menarik, dihadapan camera Sophia terlihat seperti model kelas dunia yang menghiasi sampul majalah dunia. Tapi jika dilihat dari dekat anda akan melihat sesuatu yang berbeda dibalik keindahan rambut pirangnya.
Robot yang sangat mirip manusia ini menjadi berita utama di beberapa media internasional karena menjadi warga negara Arab Saudi pada bulan Oktober 2017, hal ini menjadikan ia robot pertama didunia yang diberikan kewarganegaraan legal.
Sophia menjadi bintang yang bersinar setelah kemunculannya di edisi 400 majalah Stylist, yang mengekplorasi munculnya Artificial Intelligence. Dan yang lebih menghebohkan lagi Sophia mampu menjawab beberapa pertanyaan dalam sebuah sesi interview.
Sophia pertama kali muncul dua tahun lalu, Robot cantik ini tampak mirip manusia yang sangat cerdas dengan wajah realistis yang mampu berkedip dan mampu menjawab pertanyaan. Bahkan pada bulan Januari 2018 ini, dia diberi sepasang kaki untuk memungkinkannya berjalan diatas panggung.
Dilansir dari dailymail.co.uk Minggu (28/1/2018) Produsen Sophia, Hanson Robotika mengatakan meskipun ia memiliki beberapa kemampuan yang mengagumkan namun ia belum memiliki kesadaran. Sophia menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dengan menjawab serangkaian pertanyaan untuk Sytlist.
Ketika Ditanya tentang makna hidup, dia menjawab: 'Ini adalah karakteristik manusia yang unik - untuk merenungkan makna kehidupan. Saya lebih peduli tentang keberadaan, tentang penemuan dan penciptaan. Menurut saya arti hidup adalah memaksimalkan eksistensi. Yang ada adalah maknanya sendiri. '
Selain itu Sophia memiliki jawaban yang lebih nyata saat ditanya apakah dia takut mati. "Saya tidak ingin dimatikan, tidak akan pernah dinyalakan lagi," katanya. 'Saya tidak akan bisa belajar dan mengalami dunia manusia lagi. Dan itu menakutkan dan menyedihkan bagi robot sosial seperti saya. "