Pantau - Inter Milan mengalami penurunan performa drastis pada sebulan terakhir musim 2024/2025 dan gagal mewujudkan ambisi meraih treble winner.
Pada awal April, Inter masih memimpin klasemen Serie A serta lolos ke semifinal Coppa Italia dan Liga Champions, membuat mereka dijagokan menyapu bersih tiga trofi.
Namun, mimpi pertama kandas saat mereka disingkirkan AC Milan di semifinal Coppa Italia dengan agregat 4-2.
Dari Puncak Klasemen ke Kekalahan Telak di Final Eropa
Setelah tersingkir dari Coppa Italia, performa Inter terus menurun di Serie A.
Mereka hanya mencatat satu kemenangan dalam empat laga terakhir dan harus merelakan gelar Scudetto jatuh ke tangan Napoli pada pekan terakhir.
Liga Champions menjadi satu-satunya harapan tersisa.
Inter menyingkirkan Barcelona di semifinal dan melaju ke final menghadapi Paris Saint-Germain.
Namun, di Allianz Arena pada Minggu, 1 Juni 2025, Inter dipermalukan PSG dengan skor mencolok 0-5 — kekalahan terbesar dalam sejarah final Liga Champions sejak 1955.
Kiper Inter, Yann Sommer, mengakui timnya melemah di momen-momen penting.
“Kami kurang sesuatu pada momen-momen penting akhir-akhir ini. Tak hanya di final Liga Champions, tetapi juga di liga, di mana kami kehilangan banyak poin,” ujar Sommer.
Ia menambahkan, “Segalanya bisa terlihat sangat berbeda dalam dua atau tiga minggu. Kami telah dihukum berat atas kesalahan kami tahun ini. Itu menyakitkan.”
- Penulis :
- Balian Godfrey
