
Pantau - Amerika Serikat (AS) dan China kini menjadi dua kekuatan utama dunia dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI), dengan masing-masing menunjukkan dominasi di bidang berbeda.
Dominasi China dalam Paten AI Generatif
China tercatat memiliki jumlah paten AI generatif terbanyak di dunia selama periode 2014–2023.
Fakta ini disampaikan oleh seorang pakar AI setelah Institut Internasional untuk Pengembangan Manajemen (Institute for Management Development/IMD) merilis AI Maturity Index pada Selasa (11/11).
Berdasarkan indeks tersebut, perusahaan NVIDIA menduduki peringkat pertama dalam pemanfaatan AI untuk mengubah strategi dan operasional bisnis, diikuti oleh Microsoft di posisi kedua dan Alphabet di posisi ketiga.
Dari 300 perusahaan teratas yang dievaluasi, jumlah perusahaan asal China berada tepat di bawah Amerika Serikat.
Michael Wade, profesor bidang Strategi dan Digital di IMD sekaligus direktur Pusat Transformasi Digital dan AI Global TONOMUS, menjelaskan bahwa dominasi China dalam paten AI serta penerapan praktis di sektor manufaktur, kesehatan, dan kendaraan otonom menjadi landasan kuat bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan nilai.
Meski China menghadapi hambatan akibat kontrol ekspor yang membatasi akses terhadap cip komputasi canggih, "China menjadi yang teratas di dunia dalam hal paten AI generatif dengan 38.210 lebih paten yang diajukan dari 2014 hingga 2023, jauh lebih tinggi dibandingkan 6.276 paten AS," ungkap Wade.
Ia menambahkan, "China tidak terlalu berfokus pada membangun kemampuan AI terkuat, melainkan lebih fokus pada membawa AI ke pasar melalui pendekatan yang didorong oleh efisiensi dan biaya rendah."
AS Masih Unggul dalam Implementasi dan Kematangan AI
Dalam sektor teknologi dan telekomunikasi, perusahaan besar seperti China Mobile, Deutsche Telekom, dan NTT menginvestasikan miliaran dolar AS untuk membangun pusat data siap AI dan kemampuan komputasi berskala besar (hyperscale).
Wade menjelaskan pula bahwa "Sektor teknologi dan asuransi menunjukkan kematangan AI tertinggi di kalangan perusahaan-perusahaan China, sementara badan usaha milik negara (BUMN) tradisional di bidang energi dan konstruksi menempati peringkat terendah."
AI Maturity Index mengevaluasi 300 perusahaan teratas dalam daftar Forbes Global 2000 terkait kemajuan strategi dan implementasi AI.
Fokus indeks ini terletak pada bagaimana organisasi memimpin dengan AI, termasuk keseimbangan antara teknologi, kepemimpinan, budaya, dan etika.
Berdasarkan hasil penelitian IMD, sektor teknologi menjadi pemimpin dalam indeks tersebut, sedangkan sektor finansial menempati 32 persen dari 100 posisi teratas.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat kematangan AI lebih tinggi memiliki performa pendapatan yang lebih baik, dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan mencapai 6,79 persen dibandingkan dengan -0,51 persen pada perusahaan dengan tingkat kematangan AI rendah.
IMD merupakan lembaga universitas independen yang berbasis di Swiss, dengan kampus di Lausanne dan Singapura, serta baru-baru ini membuka tim lokal di Shenzhen, China.
- Penulis :
- Aditya Yohan








