Pantau – Pemeran foto-foto tempo dulu ditampilkan pada acara Lebaran Betawi yang digelar di Kawasan Monas Jakarta Pusat. Foto sejarah tersebut dipamerkan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta.
Arsip foto lama tersebut, memamerkan Gedung Balai Kota, dan Gedung DPRD DKI Jakarta dalam tempo dulu. Tidak hanya itu, Foto Monumen Nasional dan Bundaran Hotel Indonesia saat pertama kali dibangun turut dipajang.
Selain itu, Dispusip DKI Jakarta juga memajang vitrin atau media pajangan yang di dalamnya terdapat arsip atau dokumen yang berkaitan dengan pembangunan Monas.
Pada vitrin 1 dipajang peta pembangunan Monas yang dibuat pada tanggal 21 Agustus 1965, sedangkan vitrin 2 menampilkan gambar blueprint Monas yang memiliki ketinggian 132 meter.
Sedangkan untuk Vitrin 3 terdapat Surat Keputusan Penetapan Arsip Monas sebagai arsip statis, gambar arsitektur dan gambar tugu Monas pada saat ini. Sementara di vitrin 4, dipajang naskah pelaksanaan pembangunan Monas.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta, Firmansyah mengatakan, pameran foto serta koleksi arsip dan dokumen masa lampau ini untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang sejarah Jakarta.
“Kami tampilkan foto-foto Jakarta dan koleksi arsip dan dokumen masa lampau ini untuk mengedukasi pengunjung Lebaran Betawi. Agar masyarakat bisa mengetahui sejarah Monas seperti apa, ini baru Monas belum yang lainnya,” kata Firmansyah ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).
Firmansyah berharap pameran ini juga bisa dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman kepada pengunjung terkait suasana kota Jakarta pada masa lampau dalam konteks imajinasi, meskipun tidak melihat langsung kondisi lapangan saat itu.
Sementara itu, salah satu pengunjung Adi (35) mengatakan sangat antusiasi melihat naskah tersebut terdapat susunan pengurus, tugas, susunan panitia pembangunan, dan keterangan umum terkait proyek pembangunan monas.
“Menarik juga. Biasanya orang tahu Monas secara umum tapi di sini kita bisa tahu lebih dalam sejarahnya seperti apa. Ada foto dan keterangan beserta arsipnya, ternyata ada panitia juga dalam pembangunannya Monas ini,” ujar Adi.
Menurut Adi, dengan melihat pameran foto Jakarta Tempo Dulu dan koleksi arsip di acara ini selain belajar sejarah, juga dapat menumbuhkan kecintaan warga terhadap Jakarta.
“Harapannya, ke depan bukan hanya sejarah bangunan atau kawasan yang ada di pusat kota, tapi di pinggiran kota atau tempat lain seperti Ommelanden,” pungkas Adi.