Peringatan 20 Tahun Amerika Invasi Irak

Headline
invasi irak - pantau.comSaat menjadi Presiden Amerika Serikat, George W Bush mengecek pasukan invasi Irak - (Foto: istimewa)

Pantau – Tepat hari ini 20 tahun lalu 20 Maret, Amerika dibawah komando George W Bush Junior dan kawan-kawannya, menginvasi Irak dengan dalih pencarian senjata pemusnah massal.

Di Los Angeles dan San Diego pada Sabtu (18/3/2023), sejumlah organisasi antiperang menggelar aksi unjuk rasa peringatan invasi itu.

Pertemuan itu terjadi di tengah unjuk rasa antiperang nasional yang diselenggarakan oleh Koalisi Hentikan Perang dan Rasisme (ANSWER Coalition), sebuah kelompok payung unjuk rasa berbasis di AS yang terdiri dari banyak organisasi antiperang serta pengusung hak-hak sipil.

“Kami merasa hari ini merupakan saat yang tepat untuk berkumpul dengan kalangan muda untuk membahas isu-isu terkait. Ini memperingati 20 tahun invasi AS ke Irak,” kata seorang veteran Gary Butterfield kepada Xinhua.

Para pengunjuk rasa membawa poster bertuliskan antara lain “Biayai kebutuhan rakyat, Bukan mesin perang”, “Bangun sekolah, Bukan bom”, “Jalan menuju perdamaian di Ukraina: Negosiasi, Jangan Eskalasi”, “Demi perdamaian: Bubarkan NATO”.

Puluhan pengunjuk rasa dengan membawa poster-poster itu berkumpul di depan gerbang Marine Corps Air Station Miramar, 25 kilometer sebelah utara pusat kota San Diego.

Para pengunjuk rasa juga meneriakkan slogan-slogan seperti “Uang untuk pekerjaan dan pendidikan, bukan untuk perang dan pendudukan”. Sementara itu, banyak pengemudi yang melintas membunyikan klakson untuk menunjukkan dukungan.

Butterfield mengatakan pihak berwenang harus menganggarkan sejumlah dana untuk isu-isu pembangunan seperti perawatan kesehatan, perawatan anak, dan pendidikan alih-alih untuk perang dan perlombaan senjata.

Sementara untuk krisis Ukraina, yang telah menunjukkan eskalasi lebih dari setahun yang lalu, Butterfield menilai terlalu banyak korban jiwa, dan harus ada lebih banyak penekanan pada diplomasi dan negosiasi.

“Kami ingin diplomasi yang serius untuk beralih ke gencatan senjata dan negosiasi. Itu harus dimulai di tingkat politisi, tingkat pemerintahan, mereka dapat menghentikan bantuan untuk mempersenjatai Ukraina,” ujar Butterfield.

Unjuk rasa serupa digelar di pusat kota Los Angeles pada Sabtu, yang diselenggarakan Code Pink: Women for Peace, sebuah organisasi akar rumput antiperang yang dipimpin kaum perempuan.

Para pengunjuk rasa juga menyerukan negosiasi perdamaian di Ukraina dan mendesak pemerintahan Joe Biden agar berinvestasi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat alih-alih perang.

“Agresi militer AS berhasil menggulingkan Saddam Hussein, tetapi gagal memberlakukan tatanan baru yang stabil, hanya meninggalkan kekacauan, kematian, dan kekerasan. Hal serupa juga terjadi pada intervensi AS di Afghanistan, Libya, dan negara-negara lain,” kata salah satu pendiri Code Pink Medea Benjamin.

Tim Pantau
Penulis
Fadly