Hari Ini 28 Tahun Silam, Nike Ardilla Meninggal Dunia

Headline
Nike Ardilla - pantau.comPenyanyi era 90-an, Nike Ardilla berpulang pada 19 Maret 1995 dalam kecelakaan tunggal.

Pantau – Jika ada artis tanah air yang kepergiannya menggemparkan publik, maka sosok penyanyi satu ini pasti masuk dalam daftar tersebut.

Dia bernama Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi, atau yang lebih terkenal dengan nama Nike Ardilla. Ia merupakan penyanyi, aktris, dan gadis sampul yang tersohor di era 90-an.

Awal karir dan kesuksesan

Wanita kelahiran Bandung, 27 Desember 1975 ini mengawali karirnya dalam sejumlah ajang tarik suara. Ia berhasil meraih Juara Harapan I dalam ajang Lagu Pilihanku TVRI dan Juara Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung pada tahun 1985, saat masih berusia 10 tahun.

Pada tahun 1986, Nike memasuki dapur rekaman dengan merilis sebuah single berjudul “Lupa Diri”, yang kemudian dimuat dalam album kompilasi bertajuk Bandung Rock Power (1987). Pada tahun 1989, akhirnya Nike merilis album perdananya yang disutradarai Deddy Dores berjudul Seberkas Sinar.

Album ini cukup meledak di pasaran dengan capaian penjualan sebanyak 500 ribu copy. Tahun berikutnya, album kedua Bintang Kehidupan mampu menembus angka penjualan 2 juta copy. Nama Nike Ardilla mulai diperhitungkan sebagai bintang rock di era 90-an bersama Nicky Astria, Inka Christie, dan Ita Purnamasari.

Tak hanya di dunia tarik suara, Nike juga terkenal sebagai pemain film. Ia menjajal kemampuan akting pada film Gadis Foto Model (1989). Kemudian, berturut-turut membintangi film lainnya seperti Ricky: Nakalnya Anak Muda, Olga dan Sepatu Roda, dan dua seri film Kabayan bersama Didi Petet yang laris di pasaran.

Awal 1990, nama Nike Ardilla menjadi artis tanah air yang malang melintang di dunia hiburan. Di ajang internasional, Nike Ardilla pernah mewakili Indonesia di Asia Song Festival 1991 di Shanghai, China. Ia meraih juara sebagai penyanyi pop terbaik se-Asia pada usia 15 tahun.

Sayang, karirnya yang gemilang berlangsung cukup singkat, hanya sekitar 6 tahun (1989-1995). Ia meninggal dunia dalam usia yang belum genap 20 tahun.

Kecelakaan mobil dan akhir hayat

Pada Minggu, 19 Maret 1995, Nike Ardilla dikabarkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic dengan D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di Jalan RE Martadinata, Bandung.

Nike mengalami luka parah di kepala dan memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun (Atun) baru saja kembali dari diskotik Polo di Jakarta.

Isu negatif seputar kematiannya berkembang, publik menduga Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk. Kabar ini dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Hasil visum polisi juga memastikan tak ada kandungan alkohol di dalam tubuh Nike.

Menurut Atun, dalam perjalanan tersebut, Nike mengendarai mobil itu tidak menggunakan sabuk pengaman. Hal ini yang membuatnya mengalami luka parah saat mobilnya kecelakaan dan menjadi penyebab kematian.

Saat itu, mobil Nike memang berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Akan tetapi, ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang.

Nike secara refleks menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah.

Kabar tersebut sontak membuat publik geger. Pasalnya, Nike meninggal dunia saat benar-benar sedang berada di puncak popularitasnya sebagai artis tanah air.

Bahkan, sepanjang sejarah dunia hiburan Indonesia, hanya Nike Ardilla satu-satunya artis yang mendapatkan penghormatan dari para penggemarnya, di mana setiap tanggal kelahirannya dan kematiannya selalu diperingati.

Pasca kematian

Setelah berpulangnya Nike Ardilla 28 tahun silam, publik masih tetap membicarakan dirinya. Setiap tahun, ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fans Club melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember dengan berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike.

Sebuah museum Nike Ardilla didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barangnya tersimpan di sana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike.

Dalam rentang waktu yang relatif pendek, Nike berhasil mengembangkan popularitas dan fanatisme penggemarnya, bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.

Tim Pantau
Reporter
Aditya Andreas
Penulis
Aditya Andreas