Pantau.com – Ibu Kota negara Republik Indonesia dalam jangka lima tahun ke depan akan berpindah. Jakarta tak akan lagi menjadi pusat pemerintahan. Presiden Joko Widodo menyatakan Ibu Kota Indonesia akan pindah ke Kalimantan Timur. Hal itu disampaikan Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (26/8/2019)
“Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur, ” kata Jokowi.
Nantinya, proses pembangunan infrastruktur ibu kota baru akan dimulai tahun 2020, dan pemindahan ibu kota akan dimulai empat tahun berselang atau tahun 2024.
Baca juga: Jokowi: Ibu Kota Indonesia Pindah ke Kalimantan Timur
Beragam reaksi pun bermunculan menanggapi adanya program besar ini. Namun yang pasti, justru patut dinanti bagaimana kondisi Jakarta setelah tak lagi menyandang ibu kota pemerintahan.
1. Jakarta jadi lebih sepi
Jakarta sepi saat lebaran (Foto: Antara/Dhemas Reviyanto)
Tentunya Jakarta akan lebih sepi setelah ditinggal lebih dari 1 juta Aparatur Sipil Negara (ASN) tingkat kementerian pemerintah pusat. Hengkangnya ASN dari Jakarta ke Kalimantan Timur akan jadi warna tersendiri dalam proses pemindahan ibu kota lima tahun mendatang. Bayangkan saja kondisi Jakarta nantinya sama dengan saat mudik lebaran.
2. Kemacetan berkurang
Kemacetan Jakarta (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
Kondisi lalu lintas yang semrawut di Jakarta mungkin bisa sedikit ‘menyenangkan’ jika ibu kota jadi dipindahkan. Setidaknya, jalanan Jakarta di pagi hari tak lagi dilalui oleh ratusan ribu atau jutaan kendaraan yang dinaiki para ASN.
3. Tingkat polusi berkurang
Polusi udara Jakarta. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu terakhir kualitas udara di Jakarta begitu buruk. Bahkan pernah menduduki peringkat pertama kota paling tidak sehat udaranya di dunia. Nah, jika jumlah kendaraan yang melintas berkurang tiap harinya, bisa jadi udara di Jakarta pun akan membaik.
Baca juga: Soal Pemindahan Ibu Kota Baru, Fahri Hamzah Singgung ‘Asal Bapak Senang’
4. Sepi dari aksi demonstrasi
Ketua Panitia Reuni 212, Ustaz Bernard Abdul Jabbar saat berorasi di mobil komando (Foto: Pantau.com/Rizky Adytia)
Aksi demonstrasi yang biasanya jadi pemandangan biasa di Jakarta dipastikan akan jarang dilihat lagi. Aksi demo-demo selanjutnya, tentunya akan berpindah ke ke Kalimantan Timur karena semua pusat pemerintahan ada di sana.
5. Persija gampang dapat izin bertanding
Persija Jakarta (Foto: Antara)
Pemindahan ibu kota secara tidak langsung akan menguntungkan bagi Persija Jakarta. Meski tak lagi menyandang status ‘tim ibu kota’, nantinya klub berwarna merah itu tak akan kesulitan lagi jika mengurus izin bertanding. Seperti diketahui, selama ini Persija kerap sulit menggelar laga karena tak dapat izin jika ada agenda pengerahan massa, seperti aksi demonstrasi, mayday, atau agenda pemilu.
6. Voorijder berkurang
Ilustrasi pengawalan (Foto: archive.rimanews.com)
Kepindahan ibu kota ke Kalimantan Timur akan berdampak juga dengan berkurangnya voorijder atau pengawal yang melintas di jalanan Jakarta. Soalnya, pejabat pemerintah atau duta besar asing tak akan lagi berkantor di Jakarta, tapi pindah ke Kalimantan.
7. Jakarta tak lagi jadi DKI
Monas (Foto: Antara/Aprilio Akbar)
Nantinya kemungkinan Jakarta tak lagi menyandang nama ‘Daerah Khusus Ibukota’ atau biasa disingkat ‘DKI Jakarta’. Lantaran sudah tak berstatus pusat pemerintahan, tentu Jakarta memiliki status sejajar dengan kota lain. Meski Jakarta tetaplah ibu kota bisnis dan jasa.
rn