Pantau – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan permasalahan Indonesia saat ini adala masalah kurang gizi. Hasti menilai masyarakat masih kurang sadar terhadap bahaya dari stunting.
“Permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting adalah masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya stunting itu sendiri,” kata Hasto dalam keterangan persnya, Senin (22/5/2023).
Hasto menerangkan, pada 2019, jumlah kasus stunting di Indonesia mencapai 29,67 persen atau lebih tinggi dari dari angka standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 20 persen. Sekitar sembilan juta balita Indonesia saat itu mengalami stunting, yang artinya satu dari tiga bayi yang dilahirkan terdiagnosis stunting.
“Kondisi stunting tersebut diprediksi semakin memburuk seiring terjadinya pandemi Covid-19,” ujar Hasto.
Lebih lanjut, menurut Hasto, penyebab Pandemi juga salah satu membuat perekonomian memburuk dan berdampak negatif pada kemampuan perekonomian rumah tangga. Hal ini berdampak langsung pada kemampuan memberi asupan nutrisi dalam hal tumbuh kembang anak.
Berdasarkan catatan BKKBN, dipaparkan Hasto, stuntin dapat menurunkan daya kualitas otak anak dan pertumbuhan fisik.
“Padahal, stunting terbukti menurunkan kemampuan intelektual anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Stunting bahkan membuat anak tidak mampu tumbuh tinggi optimal dan mudah terkena penyakit seperti central obesity (gemuk di bagian tengah tubuh) dan penyakit metabolik lainnya,” jelas Hasto.
Menurutnya, Hal itu disebabkan perilaku masyarakat yang masih tak peduli kan gizi yang seimbang dan kebersihan, pernikahan muda, dan kehamilan yang tidak dipersiapkan dengan baik turut menjadi faktor yang mempengaruhi dan oleh karenanya perlu untuk segera ditangani. Selain itu, terdapat juga kasus 4 T (hamil terlalu di usia terlalu muda, hamil di usia terlalu tua, hamil terlalu sering, hamil terlalu banyak) dalam kehamilan dan kelahiran, berkontribusi menjadi penyebab anak terkena stunting.
“Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan calon ibu dan janin serta memastikan anak mendapat asupan gizi seimbang di 1.000 hari pertama kehidupannya,” tuturnya.
Untuk itu, Hasto mengajak stakeholder untuk bersama menuntaskan stunting di Indonesia.
“Karena itu, berbagai pihak perlu bersinergi supaya masalah stunting dapat dituntaskan. Peran industri, selama ini juga sudah signifikan, dalam mempercepat penanganan kasus stunting,” ujar Hasto.