Ini Kronologi Temuan Satu Pasien Polio Tipe-2 di Aceh

Headline
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio dan campak kepada anak balita saat imunisasi. (Foto: Antara/Ampelsa)Petugas kesehatan memberikan vaksin polio dan campak kepada anak balita saat imunisasi. (Foto: Antara/Ampelsa)

Pantau – Penemuan satu pasiesn berusia 7 tahun yang dilaporkan terinfeksi virus polio tipe 2, Berdasarkan hal itu pemerintah mendadak menetapkan penyakit polio sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr. Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan Indonesia sudah menyatakan edaikasi polio pada 2014, kini dengan ditemukan satu kasus penyakit polio langsung dinyatakan berstatus KLB.

dr Maxi  menyampaikan kronologi penemuan pasien polio tersebut yang sempat beredar kabar bahwa pasien itu mengalami kelumpuhan.

Anak tersebut mulai sakit pada 6 Oktober, lalu pada 9 Oktober onset lumpuh, dan 18 Oktober, pasien masuk RSUD TCD Sigli. Lalu pada 21-22 Oktober, pasien menjalani pemeriksaan dengan 2 spesimen diambil.

Pada 25 Oktober, sampel tiba di provinsi lalu dikirimkan ke Jakarta dan sampel terebut tiba di Jakarta pada 27 Oktober. Keesokan harinya, 28 Oktober, sampel diterima BKPK.

Kemudian, pada 7 November, muncul hasil RT PCR, ditemukan pasien di Aceh terinfeksi virus Polio tipe 2 dan tipe 3 sabin.

Lalu pada 8 November, hasil RT PCR dikirim ke laboratorium Biofarma sebagai laboratorium rujukan Nas Polio untuk sequencing. Setelahnya, pada 10 November, keluar hasil sequencing pasien di Aceh positif polio tipe 2.

Lebih lanjut, kata dr Maxi, pasien tersebut mengalami pengecilan di paha dan betis. Kini, pasien tersebut bisa berjalan walaupun dalam kondisi tertatih.

“Anak itu mengecil di bagian otot, paha, dan betis, dan memang tidak ada riwayat imunisasi. Tidak memiliki riwayat perjalanan, kontak, dan ada perjalanan ke luar, enggak ada,” katanya dalam konferensi pers virtual ‘Konferensi: Kejadian Luar Biasa Polio di Indonesia, Sabtu (19/11/2022).

“Tapi anak ini kalau melihat kondisinya, kemarin saya lihat jalan sekalipun masih tertatih-tatih. Cuman memang, tidak ada obat. Nanti tinggal difisioterapi untuk mempertahankan massa ototnya,” lanjutnya.

Baca Juga: Ini Kata Kemenkes Soal Temuan Polio Langsung jadi KLB

Tim Pantau
Editor
Firdha Rizki Amalia