Mendagri Tito Karnavian Instruksikan Kepala Daerah Siaga Atasi Karhutla

Headline
Tangkapan layar Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dalam acara penandatanganan keputusan bersama dari lima instansi untuk mengawal netralitas ASN dalam Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024, di Jakarta, Kamis (21/9/2022). ANTARA/Tri M Ameliya

Pantau – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menginstruksikan kepala daerah untuk bersiaga menghadapi potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih tinggi pada tahun 2023.

“Saya instruksikan ke pemerintah daerah (pemda) untuk sama seperti tahun-tahun sebelumnya melakukan siaga mengatasi karhutla dengan bekerja sama bersama TNI/Polri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tokoh masyarakat dan lain-lain,” ungkap Tito di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Ia juga mengajak TNI/Polri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta tokoh masyarakat agar bekerja sama mencegah terjadinya titik-titik api. Untuk mencegah itu, Tito meminta dilakukan identifikasi pada orang yang biasanya melakukan aktivitas membakar.

Lalu, mengkampanyekan kepada masyarakat luas untuk tidak membakar di musim panas terutama pada lahan gambut. Tito meminta perusahaan-perusahaan perkebunan dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam membantu dan mencegah terjadinya pembakaran di lahan mereka.

“Sekalian membantu kalau terjadi kebakaran di sekitarnya supaya tidak meluas,” ujarnya.

Menurut Tito, sejumlah langkah antisipasi harus dilakukan mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau lebih kering dari biasanya atau fenomena El Nino akan mulai terjadi sekitar bulan Juni dan semakin intens pada bulan Agustus nanti.

“A​​da fenomena El Nino di mana uap air banyaknya di Samudera Pasifik bagian timur, sehingga Samudera Pasifik bagian barat termasuk Indonesia ini rentan terhadap kekurangan hujan,” tambahnya.

Dia menyebutkan beberapa daerah sudah mulai terkena dampak El Nino, salah satunya Malaysia yang suhunya mencapai 34,5 hingga 34,6 derajat Celsius di beberapa tempat. Suhu tersebut masih masuk dalam Tahap 1 dengan status berjaga-jaga suhu panas.

Hal ini, kata Tito, sempat membuat masyarakat menyerbu supermarket memborong air kemasan, karena ada isu berkurangnya cadangan air di sejumlah bendungan di sana. Video aksi borong air kemasan tersebut sempat viral di Indonesia beberapa hari lalu.

“Baca saja Malaysia beritanya itu terjadi panic buying, beli air mineral, karena apa? Terjadi kekurangan, kekeringan bendungan. Di Penang kekurangan, terjadi pembelian masyarakat, membeli ramai-ramai air mineral buat stok,” imbuhnya.

Di Indonesia, dia melihat fenomena El Nino sudah terjadi di beberapa daerah Sumatera bagian timur yang mulai terjadi panas dan kemarau. Ia mendapatkan informasi bahwa volume air di sana sudah mulai berkurang.

“Kemudian kebakaran hutan sudah mulai terjadi,” ucap dia .

Tim Pantau
Sumber Berita
Antara
Editor
Renalya Arinda
Penulis
Renalya Arinda