Pantau – Direktur Eksekutif Partner Politik Indonesia AB Solissa mengungkapkan, panggung politik yang sedang disuguhkan PDI Perjuangan (PDIP) terkait pencapresan Prabowo Subianto melalui relawan Gibran Rakabuming Raka, bisa dikaitkan dalam teori Erving Goffman tentang dramaturgi.
“Teori Erving Goffman ini bisa digunakan sebagai pisau analisis dalam menjelaskan soal relasi komunikasi yang terjadi antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jokowi, dan Prabowo Subianto dalam konteks Pilpres 2024,” beber AB Solissa kepada Pantau.com, Senin (22/5/2023).
Dia menuturkan, bisa saja segala drama dukung-mendukung yang terjadi belakangan ini merupakan settingan politik guna memastikan sederet agenda elite partai politik (parpol) berjalan lancar.
“Termasuk upaya melunasi Perjanjian Batu Tulis antara Megawati dengan Prabowo saat Pilpres 2009,” katanya.
Dia menambahkan, teori dramaturgi yang diciptakan Erving Goffman menyiratkan bahwa politik selalu menyimpan misteri di panggung belakang yang terkadang di panggung depan tidak nampak terlihat.
“Kalau kita menggunakan teori dramaturginya Erving Goffman, barangkali kita akan bisa dengan mudah menebak apa yang terjadi di panggung belakang,” tutur AB Solissa.
Menurutnya, dunia politik Tanah Air kerap kali lebih autentik di panggung belakang ketimbang depan.
Ibarat acara pamer cakap para politisi di TV, panggung belakang ini seperti percakapan off-air yang lebih menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi ketimbang dialog on-air. Para politisi seringkali berkata jujur di waktu off-air ketimbang waktu on-air,” tandasnya.