Pantau – Ekonom senior Rizal Ramli turut menanggapi siapa calon presiden (capres) yang akan diusung oleh PDIP pada pertarungan Pilpres 2024 mendatang.
Ia meyakini, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan belajar dari pengalaman dan sangat berhati-hati untuk menentukan pilihannya.
Rizal mengatakan, Megawati pernah terkecoh dengan sejumlah lembaga survei yang membujuknya untuk mau mengusung Joko Widodo pada Pilpres 2014 lalu.
Baca Juga: Jika Ganjar Masih di PDIP, Sulit Maju di Pilpres
“Mbak Mega waktu itu sebenarnya masih mau maju Pilpres sampai last minute. Kemudian datanglah sembilan perusahaan polling yang sudah dibayar oligarki,” ujar Rizal Ramli di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (18/3/2023).
Rizal membeberkan, saat itu para lembaga survei meyakinkan Megawati dan Taufiq Kiemas untuk mengusung Jokowi. Mereka menyakinkan, suara PDIP akan melonjak drastis apabila mengusung Jokowi jadi capres.
Meski Jokowi menang dalam Pilpres, ia mengatakan, perolehan suara dari PDIP tak meningkat secara drastis seperti prediksi sejumlah lembaga survei tersebut.
Baca Juga: Soal Wacana Prabowo-Ganjar, PDIP Serahkan Keputusan pada Megawati
“Elektabilitas PDIP hanya naik dari 16,5 persen ke 18,5 persen. Artinya hanya naik 2 persen, bukan 16 persen seperti yang digembar-gemborkan lembaga survei. Kagak ada Jokowi effect dan lain-lain,” lanjutnya.
Rizal berpendapat, pola serupa juga dilakukan para oligarki untuk memoles Ganjar Pranowo saat ini. Menurutnya, Ganjar selalu memiliki citra yang baik di mata publik akibat polesan tersebut.
“Tapi masalah Indonesia ini kan terlalu kompleks, kita butuh orang-orang yang mengerti masalah, amanah, punya integritas buat menyelesaikan masalah, bukan Pangeran TikTok,” tandasnya.
